Awasi Laut, TNI AU Butuh Satu Skuadron Pesawat Amfibi

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna mengaku, pihaknya belum optimal mengawasi laut Indonesia karena belum adanya alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang mumpuni. 

Jenderal Dudung Bakal Audit Forensik Alutsista Indonesia: Kami Lihat Secara Utuh

Menurut Agus, untuk mengawal wilayah alur laut kepulauan Indonesia (Alki) 1 yang membentang di atas Selat Malaka, dibutuhkan minimal empat pesawat.

"Jadi gini, kalau kita berpikir ideal, kita bisa membayangkan berapa luas wilayah kita. Alki satu saja sudah luas. Berarti minimumnya saja sudah membutuhkan 4 pesawat (amfibi)," kata Agus saat seminar Nasional Kedirgantaraan "Meningkatkan Peran TNI AU, Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia", di Klub Eksekutif Persada Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 25 April 2016.

Jadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan, Dudung: Tidak Serta Merta Alutsista

Dengan adanya tiga wilayah Alki, TNI AU setidaknya membutuhkan sekitar satu skuadron pesawat yang berjumlah sekitar 12-16 alutsista udara. "Ya, diperkirakan kebutuhan minimalnya segitu (satu skuadron)," katanya.

Saat ini, kata Agus, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengadaan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan). TNI AU hanya mengirimkan spesifikasi teknis (spektek) sesuai kebutuhan prajurit matra udara.

Digelar Meriah, Ini yang Berbeda dari Perayaan HUT TNI Ke-79 di Silang Monas

"Masalah hasilnya pesawatnya apa, nanti tanyakan ke Kemhan. Kalau kami hanya spektek. Kalau kita membutuhkan seperti ini, kebutuhannya seperti ini," ujarnya.

Agus mengatakan, dahulu TNI AU pernah memiliki pesawat tipe amfibi yang dapat digunakan untuk berpatroli dan kebutuhan SAR maupun pemadaman kebakaran hutan.

VIVA Militer: KSAU kunjungi pameran alutsista industri pertahanan China

Ingin Perkuat Pertahanan Udara Nasional, KSAU Kunjungi Pameran Alutsista Terbaru Inhan China

Kunjungan itu dilakukan usai mendampingi lawatan Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping di Beijing

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024