Wisata Bahari Baru Mampu Setor 10 Persen Devisa
- Antara/M Agung Rajasa
VIVA.co.id – Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan wisata bahari di Indonesia sangat berpotensial bagi para pelancong domestik maupun mancanegara. Namun, kontribusinya kepada negara dinilai masih sangat kecil, hanya 10 persen atau US$1 miliar dari total US$10 miliar devisa.
Sementara itu, Malaysia sudah mencapai US$8 miliar. "Padahal potensi kita jauh lebih tinggi. Kalau untuk menaikkan (target devisa) dua kali lipat pada tahun 2019 itu relatif mudah. Dari 10 persen menjadi 20 persen atau US$1 miliar menjadi US$4 miliar," kata Arif di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Minggu 24 April 2016.
Ia juga mengakui, salah satu kendala masalah pariwisata Indonesia adalah minim dan tidak memadainya transportasi ke lokasi wisata.
"Jadi, kelemahan Indonesia dalam pariwisata, salah satunya, akses. Contoh saja, wisata mancanegara dari China ke Indonesia yang direct (langsung) itu hanya 37 persen. Sedangkan, ke negara pesaing seperti Singapura mencapai 85 persen, Thailand 81 persen dan Malaysia 78 persen," katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata akan mengakselerasi dengan membuka akses dari negara lain seperti China, India dan Australia. Sehingga, devisa negara akan lebih besar lagi.
"Kalau pariwisata itu idenya satu. Makin dilestarikan makin mensejahterahkan. Jadi, sistem tourism development itu harus tiga hal yang diperhatikan. Lingkungan, komunitas dan nilai keekonomian. Ketiganya harus seimbang," ungkap dia.
(ren)