Ini Tuntutan Keluarga Korban Tewas Lapas Banceuy
- ANTARA FOTO/Agus Bebeng
VIVA.co.id – Buntut Kerusuhan di lembaga pemasyarakatan Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 23 April 2016, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung terus mendalami insiden terebut.
Kerusuhan dan pembakaran Lapas itu dipicu oleh kematian seorang narapidana, Udang Kosim, yang diduga dianiaya oleh sipir penjara.
Kapolrestabes Bandung, Angresta Romano Yoyol, mengatakan terkait dengan hal itu, meminta ada pengusutan secara tuntas kematian anggota keluarga mereka.
"Keluarga korban menuntut dan mempertanyakan kenapa suami atau anggota keluarga mereka meninggal di Lapas. Ini kita jelaskan ke keluarga korban," kata AR Yoyol kepada tvOne, Minggu 24 April 2016 di depan Lapas Banceuy, Bandung.
Yoyol mengatakan untuk mengusut insiden tersebut, polisi masih memeriksa beberapa saksi. Polisi juga masih menunggu keterangan hasil visum dari dokter yang memeriksa jenazah korban.
"Yang masih kita periksa ada 7 orang petugas (Lapas), dan satu saksi dari warga binaan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, data dari kepolisian menyebutkan, Jumat, 22 April 2016, sekitar pukul 10.00 WIB, Udang dikunjungi dan diberi bekal. Kemudian, ia minta izin ke toilet. Perbuatan itu membuat sipir curiga. Setelah itu, ruangan digeledah dan ditemukan alat isap sabu.
Sipir lalu memeriksa urine Udang dan tujuh napi lainnya. Hasilnya, ia positif narkoba. Setelah itu, sipir memasukkan Udang ke ruang isolasi. Pukul 00.00 WIB, korban dikabarkan meninggal dunia.
Udang Kosim merupakan terdakwa kasus narkoba jenis ganja. Dia divonis empat tahun penjara. Korban baru menerima pembebasan bersyarat.
Kepala Lapas Banceuy Agus Irianto menampik tudingan ada penganiayaan dari sipir terhadap korban. "Tidak ada pemukulan terhadap napi. Peristiwa ini murni adanya provokasi," kata Agus, Sabtu, 23 April 2016.
Hingga sekitar pukul 13.00 WIB, suasana di lapas Banceuy sudah berangsur kondusif. Semua narapidana yang diduga melakukan kerusuhan diamankan di Blok A lapas tersebut.