BIN Diminta Kerja Seperti Intelijen Israel Mossad
- kejaksaan.go.id
VIVA.co.id – Buronan terpidana kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono berhasil ditangkap di China. Penangkapan ini adalah hasil kerja sama operasi intelijen antara Badan Intelijen Negara (BIN) dan China.
Saking seriusnya masalah ini, Pemerintah China sampai mengirim utusan khusus untuk menyusul Kepala BIN, Sutiyoso, yang saat itu sedang berada di Inggris karena ikut lawatan Presiden Joko Widodo.
Menurut Guru Besar Hukum Internasional UI, Himahanto Juwana, peran BIN perlu dimaksimalkan untuk mencari buronan lain yang sedang berada di luar negeri.
"BIN sebagaimana disampaikan oleh Kepalanya, Sutiyoso, mendapat tugas khusus dari Presiden Jokowi untuk turut memburu para buron pelaku tindak pidana asal Indonesia yang melarikan diri ke luar negeri," kata Hikmahanto di Jakarta, Sabtu, 23 April 2016.
Hikmahanto menilai, karakter kerja BIN yang senyap dapat mengintai lokasi para buron di luar negeri. "Mereka bekerja layaknya detektif swasta yang melakukan investigasi tidak resmi untuk memperoleh informasi," ujarnya menambahkan.
Peran BIN menjadi sangat signifikan. Hal ini yang dilakukan lembaga intelijen Israel, Mossad, yang mencari para pelaku kejahatan perang asal Jerman yang bermukim di luar negeri, bahkan mengganti kewarganegaraan.
"Namun hal yang tidak patut dicontoh adalah aparat intelijen langsung menculik para pelaku untuk dibawa ke Israel," ujarnya menjelaskan.
Idealnya, kata Hikmahanto, setelah mendapatkan informasi terkait lokasi seorang buronan, informasi ini disampaikan kepada pemerintah Indonesia, sehingga bisa ditindaklanjuti dengan meminta negara setempat melakukan penangkapan menggunakan otoritas mereka.
"BIN dalam konteks ini harus bekerjasama dengan otoritas setempat, bahkan melibatkan Polri dan Central Authority yang merupakan unit satu pintu untuk urusan ekstradisi dan bantuan timbal balik hukum," ungkap Hikmahanto.
Selain itu, salah satu yang perlu diperbaiki ke depan adalah selalu melibatkan Kepolisian, agar dalam pemulangan para buron dalam keadaan diborgol karena status sebagai pesakitan. Hal ini juga akan menghindari reaksi negatif seperti saat pemulangan Samadikun yang mendapat kesan perlakuan istimewa.
Hikmahanto juga menilai peringatan Kepala BIN Sutiyoso kepada para buron agar segera menyerahkan diri sangat tepat. Ini menjadi penegasan bahwa kemampuan intelijen BIN telah dimaksimalkan untuk mengejar para buron.
(mus)