Alasan Polri Belum Tindaklanjuti Dokumen Panama Papers

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id –  Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, Kepolisian belum bisa menindaklanjuti data yang tercantum dalam dokumen Panama Papers yang memuat nama-nama pengusaha dan konglomerat dari Indonesia.

Jerman Keluarkan Perintah Penangkapan Internasional Terkait Skandal Panama Papers

Kapolri beralasan, data yang didapat belum lengkap. "Datanya belum lengkap. Kalau datanya sudah lengkap akan ditindaklanjuti. Kami tahu apa yang harus kami lakukan," ujarnya di kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 22 April 2016.

Badrodin menerangkan, Polisi membutuhkan data lainnya seperti alamat, nama perusahaan, nomor rekening dan jumlah uang yang disimpan, guna menindaklanjuti dokumen Panama Papers.

Skandal Panama Papers Dibuat Film, Ini Bintangnya

"Semua itu harus ada, dan sekarang sedang dikumpulkan. Apakah nanti ke pidana, ya kita lihat. Tindak pidana itu kan proses.”

Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) Teten Masduki mengatakan, pemerintah telah membahas soal bocornya data Panama Papers yang memuat nama-nama pengusaha dan konglomerat dari Indonesia. Teten mengatakan, daftar nama-nama di Panama Papers tersebut sudah terkonfirmasi sekitar 80 persen dari data-data di Ditjen Pajak.

Karena itu, menurut Teten, rencana kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) dirasa tepat untuk segera diterapkan. Melalui kebijakan itu diharapkan, akan ada dana masuk yang besar untuk negara.

Dengan terkonfirmasinya data-data di Panama Papers tersebut. Kini Ditjen Pajak menjadi leading sektor dalam masalah ini.

(mus)

Terkuaknya Dokumen Surga Penghindar Pajak
Kebocoran dari hampir 12 juta lembar dokumen keuangan menjadi salah satu yang terbanyak dalam sejarah dunia. (Graphic: Nick Wiggins. Photos: Ludovic Marin/Reuters, Alesia Kozik/Pexels.)

Pandora Papers Menguak Rahasia Orang Terkaya dan Terkuat di Dunia

Para pemimpin dan politisi dunia, termasuk dari Indonesia masuk dalam daftar ini. Dokumen ini menunjukkan "banyak kemunafikan" dari mereka yang kaya dan berkuasa.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2021