95 Negara Kini Bisa Tiru Cara Semarang Tangani Banjir
- VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)
VIVA.co.id – Semarang dinobatkan menjadi salah satu kota tangguh dunia dalam program 100 Resilient Cities (100RC) yang dipelopori oleh Rockefeller Foundation, New York, Amerika Serikat. Beberapa proyek penting di kota yang dikenal dengan panganan lumpia ini bahkan menjadi kiblat percontohan oleh 95 negara dunia.
Salah satu proyek percontohan itu adalah sistem penanganan banjir dan rob melalui Polder Banger. Proyek itu, yang diinisiasi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bahkan mendapat perhatian khusus dari pemerintah Belanda.
Beberapa perwakilan negeri kincir angin itu sengaja ke Semarang untuk melihat lebih dekat proyek anti banjir dan rob itu. Mereka adalah Wakil Wali Kota Assen Belanda, Roy Kraft Van Ermel dan Project Coordinator Dewan Air Belanda, Mr Helmer.
Saat diskusinya dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Roy menyatakan pembangunan polder banger nantinya akan sangat baik bagi Kota Semarang. Cara penanggulangan banjir dan rob ini telah dibuktikan di negara Belanda dengan teknik mengeringkan daerah yang lebih rendah dari laut atau sungai.
“Semarang sejak zaman Belanda memang terkenal banjir. Dan sejak saat itu telah menjadi kota percontohan sebagai kota air," kata Roy di Semarang, Jumat, 22 April 2016.
Roy menambahkan jika sistem Polder Banger milik Kota Semarang akan menjadi proyek percontohan untuk 95 negara dunia. Hal itu sesuai dengan hasil konvensi negara-negara dunia di Tokyo yang telah memilih Kota Semarang sebagai kota percontohan.
Selain itu, hasil penelitian dari sejumlah universitas Belanda dan Indonesia, Polder Banger pun dipilih karena sistemnya sudah jelas dan ada. Bahkan sistem itu telah terbukti berdampak postif pada 85 ribu warga di sekitar polder yang terkena rob dan banjir di Semarang.
"Selama ini semua orang banyak bicara tapi tidak ada langkah konkrit. Tapi Kota Semarang dengan Polder Banger merupakan langkah konkrit penanggulangan rob dan banjir," ujar Roy.
Sementara itu, Hendrar Prihadi menyatakan, pembangunan Polder Banger menjadi langkah kongkrit Semarang setelah sebelumnya dinobatkan menjadi kota tangguh dunia. Salah satu penilaiaan kota tangguh adalah kesiapan dalam menghadapi tantangan fisik, sosial dan ekonomi.
"Tidak hanya itu, kota tangguh juga siap menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Salah satunya bagaimana penanganan kongkrit permasalahan banjir dan rob ini," jelasnya.
Secara teknis, sistem Polder Banger ini merupakan suatu kawasan atau lahan reklamasi dengan kondisi awal mempunyai muka air tanah tinggi yang diisolasi secara hidrologis dari daerah sekitarnya. Sehingga kondisi muka air atau air permukaan dan air tanah dapat dikendalikan. Kondisi lahannya sendiri dibiarkan pada elevasi asalnya atau sedikit ditinggikan.
Jika sistem Polder Banger ini diterapkan keseluruhan maka pihaknya sangat optimis jika tantangan permasalahan rob dan banjir yang sebelumnya menjadi langganan di Kota Semarang akan teratasi dengan cepat.
"Nantinya sistem asal Belanda ini akan berdampak ke penanganan banjir pada wilayah seluas 530 hektare," kata politisi Partai Demokrasi Perjuangan itu.
Pria yang akrab disapa Hendi itu mengaku akan mempresentasikan sistem Polder Banger Kota Semarang dalam forum Konferensi Internasional di Rotterdam, Belanda pada bulan Mei 2016 mendatang.
(ren)