Polisi Antisipasi Pengaruh Santoso ke Warga Poso
- VIVA.co.id/Abdullah Hamann
VIVA.co.id – Tim operasi Tinombala melakukan upaya lokalisir kepada warga di wilayah Poso Sulawesi Tengah. Langkah ini untuk mengantisipasi menyebarnya pengaruh kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah di daerah itu.
"Upaya lokalisasi jangan sampai masyarakat juga terpengaruh dan ikut di dalam gerakan terorisme itu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo III Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Kamis 21 April 2016.
Sejauh ini, perburuan terhadap Santoso alias ABu Wardah memang belum membuahkan hasil. Namun berkat desakan tim Operasi Tinombala, sejumlah anggota kelompok Santoso sudah semakin berkurang.
Baru-baru ini, dua anggota Santoso, Ibadurohman alias Ibad alias Amru dan Mochamad Sonhaji alias Sul alias Faqih, berhasil ditangkap oleh petugas.
Pemeriksaan terhadap keduanya pun masih terus dioptimalkan. "Saat ini masih dalam penyelidikan, masih pemeriksaan nanti kalau sudah dapat kita sampaikan. Yang jelas upaya penegakan hukum terhadap jaringan Santoso terus dilakukan," kata Rafli.
Ibadurohman alias Ibad alias Amru adalah pengikut Santoso yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Ibad kelahiran tahun 1995 dan sudah mengikuti Santoso sejak tahun 2013. Wajah Ibad sudah masuk dalam daftar pencarian orang Kepolisian setelah wajahnya muncul di salah satu video yang diperoleh dari kamera kelompok Santoso.
Sedangkan, Mochamad Sonhaji Sulaiman alias Sul alias Faqih berasal dari Jawa Timur. Sulaiman lahir pada tahun 1997 dan mengikuti kelompok Santoso sejak tahun 2015. Wajah Sulaiman baru masuk dalam daftar buron Kepolisian pada tahun 2016.
Dua anggota kelompok teroris pimpinan Santoso itu ditangkap saat akan mencuri makanan milik warga setempat. Keduanya ditangkap Tim Satuan Tugas Intelijen Operasi Tinombala di Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, pada Jumat, 15 April 2016.
Keduanya diduga tengah kelaparan dan nekat mencuri makanan di rumah warga. Pengikut Santoso bernama Ibad dan Faqih itu diduga terpisah dari kelompoknya saat terjadi pengepungan. Kelompok yang awalnya berjumlah 29 orang itu diperkirakan sudah terpecah-pecah.