Wali Kota Risma Ditagih Janjinya Soal Ubah Taman Bungkul
- VIVAnews/Martudji
VIVA.co.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Surabaya menagih janji Wali Kota Tri Rismaharini, atas komitmen mengubah Taman Bungkul menjadi kawasan ziarah wali yang terintegrasi. Janji itu akan disampaikan lagi ke Risma, karena taman kebanggan warga Surabaya itu dinilai kerap jadi tempat ajang mesum.
Taman Bungkul ialah taman kota yang terletak di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur. Di tengah taman terdapat makam waliyullah, Kiai Ageng Supo, yang disebut dalam sejarah hidup satu zaman dengan Raden Rahmatullah atau Sunan Ampel. Karena tinggal di kawasan Bungkul, Ki Ageng Supo kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Bungkul.
Pada 2007, Taman Bungkul diresmikan sebagai ruang terbuka hijau publik. Pohon rindang dan fasilitas permainan disediakan sehingga taman ini selalu ramai pengunjung. Saat Risma jadi wali kota periode pertama, Taman Bungkul banyak memperoleh penghargaan. Di antaranya The 2013 Asian Townscape Award dari PBB sebagai taman terbaik se Asia pada 2013.
Ketua PCNU Surabaya, Ahmad Muhibbin Zuhri, mengatakan bahwa sebenarnya penataan Taman Bungkul sudah bagus. Namun keberadaan makam Sunan Bungkul seperti lenyap. Padahal, Sunan Bungkul dikenal sebagai salah satu sosok perintis Surabaya.
"Dia tokoh dihormati dan bisa mengundang destinasi wisata reliji. Tapi sekarang makam Mbah Bungkul seperti terisolasi, seakan terpisah dari taman," kata Muhibbin ditemui VIVA.co.id di kantor PWNU Jatim, Surabaya, pada Selasa 19 April 2016.
Kondisi Taman Bungkul kian miris, lanjut dia, karena banyak muda-mudi yang memanfaatkan taman tersebut berbuat tidak pantas. Seringkali pula digelar acara dengan pengeras suara sehingga mengganggu kekhusyukan para peziarah saat berdoa.
"Bahkan menurut informasi tim yang kami terjunkan, PKL di belakang makam Sunan Bungkul sering digunakan untuk transaksi jasa layanan seksual," ungkap Muhibbin.
Karena itu, salah satu rekomendasi PCNU yang paling keras diutarakan ialah menagih janji Risma membuat Taman Bungkul menjadi bernuansa relijius dan terintegrasi. Beberapa hari lalu kiai jajaran Syuriah melakukan pertemuan membahas itu.
"Itu janji Risma tiga tahun lalu dan sampai sekarang belum ditepati. Makanya kami akan tagih lagi," kata Muhibbin. (ren)