Spekulasi Pelempar Mercon PPP Bermunculan di DIY
- VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA.co.id – Peristiwa pelemparan mercon usai acara tablig akbar yang digelar di Sleman Yogyakarta, Minggu 17 April 2016 membuat seorang simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tewas. Selain itu, seorang lainnya mengalami luka akibat sabetan senjata tajam dan terkena lemparan batu. Telinganya juga mengalami gangguan pendengaran akibat suara ledakan mercon.
Pasca peristiwa ini, muncul dua versi isu mengenai latar belakang kejadian. Versi pertama menyebut pelaku berasal dari kelompok sesama simpatisan PPP yang memiliki perbedaan dukungan terhadap kepengurusan DPP PPP.
Versi lainnya, pelaku berasal dari organisasi masyarakat yang pernah terlibat bentrok dengan PPP, pada pilkada di Kabupaten Sleman 2015 lalu.
Menanggapi isu yang berkembang tersebut, Ketua DPC PPP Sleman Farhan mengatakan, tidak ingin terjebak dengan spekulasi.
"Saya sepenuhnya serahkan pengungkapan kasus tersebut kepada aparat kepolisian. Saya percaya aparat akan profesional dan itu sudah dijanjikan Kapolres Sleman," ungkapnya, Senin, 18 April 2016.
Menurutnya konsentrasi partai saat ini adalah mendinginkan kondisi internal partai yang panas, agar tidak ada tindakan-tindakan memperkeruh keadaan.
"Kita konsentrasi mengendalikan ormas, kader dan simpatisan yang ingin membalas aksi tersebut dan sejauh ini dapat dikondisikan," terangnya.
Pada kesempatan terpisah, Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, AKBP Anny Pudjiastuti, meminta agar semua pihak tidak menduga-menduga kelompok pelaku yang terlibat kasus ini, sebelum aparat kepolisian mengungkapnya.
"Saling curiga justru akan memperkeruh suasana. Percayakan pada aparat kepolisian karena kita akan bekerja secara profesional," tegasnya.
Sebelumnya, ledakan mercon itu terjadi pada saat simpatisan PPP kubu Djan Faridz tengah menggelar acara tablig akbar, Minggu, 17 April 2016. Kala itu, mereka menyuarakan penolakan terhadap hasil muktamar islah yang mengukuhkan Romahurmuziy sebagai ketua umum PPP.