Orang Tua Kapten Disandera Abu Sayyaf Takut Anaknya Ditembak

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id - Sudah tiga pekan, 10 warga negara Indonesia disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Hingga kini, kapten dan anak buah kapal (ABK) Kapal Brahma 12 itu belum ada kabar.

Ternyata TNI Ikut Terlibat Selamatkan 4 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

Keluarga dari Kapten Kapal Brahma 12, Peter Tonsen Barahama masih terus menanti kepulangan anak mereka.

Ibu Peter, Sofitje Salemburung mengatakan, beberapa hari lalu dia pulang ke Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, untuk melihat sanak saudara yang di sana.

Anggota DPR Respons Penyelamatan 3 WNI yang Diculik Abu Sayyaf

“Yang ditanya duluan, perkembangan keadaan Peter yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Sampai sekarang belum ada kabar, hanya banyak berdoa," ujar Sofitje didampingi suaminya, Charlos Barahama di Manado pada Senin 18 April 2016.

Di Sangihe, keluarga Peter melakukan ibadah singkat. “Di dalam doa, kami memohon agar Peter tetap selamat," katanya.

Seorang WNI yang Diculik Abu Sayyaf Belum Diketahui Nasibnya

Sofitje dan Charlos hanya dua hari di Sangihe, yakni pada Rabu dan Kamis. Sedangkan pada Jumat 15 April 2016, mereka kembali ke Manado. “Sebenarnya ingin lama, tetapi karena ada peristiwa penyanderaan Peter ini, sehingga cepat pulang,” ujarnya.

Menurut Charlos, sebelum ke Sangihe, sempat menelepon tempat kerja Peter, tetapi panggilan telepon tidak pernah tersambung. “Mungkin nomornya sudah diganti, atau signalnya kurang baik," katanya.

Disinggung soal tertangkap lagi ABK kapal tugboat yang memuat batu bara dan seorang di antara mereka tertembak, Sofitje sempat terkejut mendengar berita itu. “Ketika melihat di tayangan televisi mengenai sandera yang ditembak, rasanya jantung ini mau copot, takut kalau ada sesuatu akan terjadi pada anak saya," ujarnya.

Sofitje kerap membayangkan, apa yang dimakan Peter saat ini, pakaian yang dipakainya: diganti atau tidak. Berbeda dengan Sofitje, ayah Peter, sudah malas menonton televisi, sebab semua pemberitaan belum ada kejelasan. Dia mengharapkan, pemerintah mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan kasus itu. (asp)

Ilustrasi - Karyawan memeriksa kondisi suhu envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 buatan Sinovac saat tiba di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 20 Juni 2021.

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Sepanjang 2021, terjadi berbagai peristiwa yang menjadi perhatian, mulai dari lonjakan kasus COVID-19, tenggelamnya KRI Nanggala-402 hingga terkuaknya kasus asusila.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021