Ibu WNI Sandera Abu Sayyaf Ingin ke Filipina

Ayah dan ibu Peter Tonsen Barahama, kapten kapal yang disandera milisi Abu Sayyaf, ditemui di Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu, 30 Maret 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agustinus Hari

VIVA.co.id - Saking lama menunggu proses negosiasi terhadap 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, salah satu keluarga ingin ke Filipina.

Sofitje Salemburung, ibunda Peter Tonsen Barahama, Kapten kapal Tugboat Brahma 12, sangat berharap pemerintah bisa memfasilitasi dirinya pergi ke Filipina. Sebab, dia ingin mengetahui detail kondisi putranya saat ini.

"Selama ini, saya hanya mendapat berita simpang siur. Saya ingin sekali mengetahui seperti apa kondisi anak saya sekarang. Jika Filipina dekat, bisa ditempuh dengan menggunakan sampan (perahu), saya pasti akan pergi mendayung perahu ke sana," ujarnya didampingi suaminya, Carlos Barahama, Senin, 11 April 2016.

Dia mengikuti berita mengenai baku tembak tentara Filipina dan Kelompok Abu Sayyaf melalui televisi, namun ia yakin anaknya masih hidup. "Saya yakin anak saya masih hidup," tuturnya.

Terkait dengan perkembangan terbaru upaya pembebasan sandera di Filipina tersebut, Sofitje mengaku belum mengetahui hal itu. Perusahaan tempat anaknya bekerja juga belum memberikan informasi terbaru.

KSAD Tunggu Perintah Panglima untuk Misi Bebaskan WNI