Teroris Santoso di Mata Mantan Pimpinan JI Abu Tholut
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Mantan terpidana kasus terorisme, Abu Tholut alias Mustofa (53) mengatakan, penangkapan jaringan terorisme Santoso Cs di Poso hanya tinggal menunggu waktu.
Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) itu bahkan berani menjamin jaringan terorisme yang kini terus diburu polisi itu sudah sangat terdesak. "Untuk menangkap kelompok Santoso dibilang sulit enggak sulit, mudah juga enggak. Tapi menurut pengamatan saya mereka kini sudah terdesak, " kata Abu Tholut saat berbincang dengan VIVA co.id di Semarang, Sabtu, 9 April 2016.
Pria yang juga mantan pendiri kamp pelatihan di Aceh ini menilai, banyak faktor yang membuat jaringan Santoso di hutan Poso ini mulai terdesak. Satu di antaranya faktor geografis. "Untuk hutan Poso, kami pernah di sana, mungkin sulit untuk ditembus. Tapi kelompok Santoso jumlahnya kecil dan tidak frontal. Cuma kalau aparat lengah, mereka muncul. Terus sembunyi. Istilahnya 'hit and run', jadi tidak sulit. Kalau frontal baru sulit, " ujarnya menambahkan.
Menurutnya, polisi melalui Operasi Tinombala 2016 yang khusus memburu kelompok Santoso harus benar-benar jeli melihat segala kemungkinan pergerakan kelompok ini.
Apalagi faktanya, Santoso Cs ternyata masih bergantung kebutuhan logistiknya dari luar. Hal itu membuktikan kemampuan survival yang selama ini dihembuskan tidak benar adanya. "Hidup dalam hutan itu sulit. Kalau bantuan terputus akan mengalami kesulitan, mereka terkena penyakit dan lain-lain. Dan yang pasti mereka tidak bisa berkembang," ujar pria yang sejak 20 Oktober 2015 lalu keluar dari penjara ini.
Faktor lain, lanjut Abu, masyarakat Poso kini sudah ada jarak dengan kelompok ini. Selain menjarah bahan makanan di kios-kios sekitar hutan, mereka juga menjarah tanaman warga yang berada di kebun. Beberapa ancaman dan penyanderaan bahkan kerap dilakukan yang ternyata membuat jarak dengan masyarakat.
"Zaman konflik dulu, kita dengan masyarakat berbaur. Sekarang masyarakat dimusuhi dan dikafirkan. Ada yang dicugai sebagai mata-mata dan bantu aparat disikat sama dia. Ini kan beda sekali, " ujar warga asli Kudus itu.
Melihat berbagai faktor itu, Abu menilai bahwa penangkapan kelompok radikal Santoso sebenarnya hanya menunggu waktu. Seperti halnya apa yang dilontarkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Tito Karnavian yang melihat sempitnya ruang gerak Santoso Cs di hutan Poso, Sulawesi Tengah saat ini.
(mus)