Jokowi: Kalau Mau Beli Mebel, Tanya Saya
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menyindir kepala daerah yang menggunakan produk mebel dari negara lain seperti Italia. Sindiran Jokowi ini menyambung apa yang Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya.
Menurut Jokowi, banyak daerah yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk operasional yang tidak prioritas. Salah satu contohnya adalah menggunakan APBD untuk membeli mebel dari luar negeri.
Padahal, kata Jokowi, mebel-mebel dari dalam negeri juga tak kalah bagusnya dari negara lain.
"Kalau untuk mebel tanya ke saya belinya di mana. Saya tunjukkan yang lebih baik dari Italia, dari buatan Prancis, dari negara manapun," ujar Jokowi, dalam rapat kerja pemerintah 2016 dengan seluruh gubernur dan bupati/walikota seluruh Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 8 April 2016.
Seperti diketahui, sebelum menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan kini Presiden RI, Jokowi dikenal sebagai pengusaha mebel. Tak heran, insinyur kehutanan Universitas Gadjah Mada ini sangat paham dengan persoalan mebel.
Presiden mengaku heran, kenapa banyak kepala daerah yang menghabiskan APBD hanya untuk membeli produk luar negeri. Tetapi justru, tidak menggunakan produk dalam negeri yang melimpah.
"Apanya sih yang mau dicari? Branded-nya? Jangan lah. Beli produk-produk sendiri yang jauh lebih baik dari barang-barang itu, banyak sekali," kata Jokowi.
Sebelumnya, di acara yang sama, Wapres Jusuf Kalla menyindir seorang kepala daerah yang terpencil tetapi menggunakan produk-produk luar negeri. Fakta itu didapatkan Kalla usai melakukan kunjungan ke daerah beberapa waktu lalu. Padahal, kata Kalla, daerah itu terbilang jauh.
"Saya baru-baru ini mengunjungi kabupaten jauh dari sini, masuk ke terowongan. Pak wali kota, gubernur, di kepulauan itu furniture-nya buatan Itali. Kantornya, kursinya buatan Itali. Apa ini yang ingin kita capai? Mobil mewah," sindir Kalla.
Hal ini yang menurutnya membuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri tidak terlihat. Walau ada kenaikan jumlah dari APBN maupun APBD, tapi sayangnya, itu digunakan bukan untuk pembangunan. Justru yang terjadi, kenaikan APBD hanya digunakan untuk membiayai operasional saja. (ase)