H-1 Tenggat Tebusan 10 WNI, Keluarga Sandera Cemas
- Ist
VIVA.co.id – H-1 tenggat waktu tebusan yang dituntut kelompok milisi Abu Sayyaf bagi 10 WNI di kapal tugboat Brahma 12 masih menyisakan kecemasan bagi pihak keluarga. Kerabat sandera belum bisa memastikan jika pemerintah atau perusahaan akan memenuhi tebusan itu.
"Saya belum yakin soal uang tebusan sebesar Rp15 miliar sudah terkumpul atau tidak oleh pihak perusahaan. Mudah-mudahan perusahaan punya itikad baik," kata Charlos Barahama yang merupakan ayah dari kapten kapal, Peter Tonsen Barahama saat ditemui VIVA.co.id di kediamannya di Lorong Cempaka, Kelurahan Bailang, Manado, Sulawesi Utara, Kamis 7 April 2016.
Dia mengatakan, pihak perusahaan tidak pernah memberitahukan perkembangan terakhir tentang kondisi WNI yang disandera Abu Sayyaf tersebut.
"Malah saya sendiri yang berinisiatif menelepon perusahaan. Jadi, bagaimana mungkin uang bisa terkumpul, menelepon ke keluarga ABK saja tak pernah. Makanya saya ragu," kata Charlos.
Pada Rabu 6 April 2016, saat dia menghubungi PT Patria Maritime Line, hanya mendapatkan jawaban bahwa pembebasan Peter dan teman-temannya sedang diusahakan.
"Cuma begitu pernyataannya, perusahaan tidak menjelaskan perkembangan yang lain," katanya.
Sayangnya, ketika VIVA.co.id berkali-kali menghubungi perusahaan untuk menanyakan soal uang tebusan, tak pernah direspons oleh pihak PT Patria.
"Kami tunggu saja sampai besok. Saya berharap anak saya tetap sehat dan boleh kembali bertemu dengan keluarga. Saya hanya serahkan kepada Tuhan," kata Charlos.