Keluarga Harap Tak Ada Kontak Senjata dengan Abu Sayyaf
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA.co.id – Charlos Barahama, ayah dari Tonsen Barahama, Kapten Kapal tunda Brahma 12, meminta tidak ada kontak senjata dalam pembebasan anaknya dan warga negara Indonesia lainnya yang kini disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
"Kalau kontak senjata nyawa 10 orang ABK itu akan terancam. Makanya harus ada jalan lebih baik sehingga anak saya dan teman-temannya bisa selamat," kata Charlos di kediamannya, Rabu, 6 April 2016.
Charlos mengaku belum lama ini telah berkomunikasi dengan perusahaan tempat anaknya bekerja, PT Patria Maritim Line. Dari komunikasinya, ia mengetahui perusahaan masih menyiapkan uang tebusan untuk seluruh pekerjanya yang ditahan oleh Abu Sayyaf. "Kita tunggu saja," ujarnya menambahkan.
Pada akhir Maret lalu, kelompok bersenjata Abu Sayyaf telah menyandera 10 WNI dari Kapal Tunda Brahma 12 yang melintas di perairan laut FIlipina.
Kelompok separatis yang telah bergabung dengan kelompok Islam radikal di Suriah atau ISIS ini meminta, perusahaan membayar tebusan seharga 1 juta dolar AS atau setara Rp1,4 miliar.
Tenggat waktu pembayaran terakhir adalah tanggal 8 April 2016. Lewat dari itu, maka nasib 10 WNI atau sandera yang lain tak akan bisa diselamatkan.
(mus)