Kemenristek Dikti Siapkan Calon Insinyur untuk Blok Masela
- VIVA/Agus Tri
VIVA.co.id – Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi mengikuti arahan Presiden Joko Widodo terkait penyiapan sumber daya manusia lokal untuk mengelola kekayaan sumber daya alam minyak bumi dan gas di Blok Masela, Maluku. Masela sendiri sudah diputuskan memiliki kilang di darat atau on-shore.
"Karena sumber daya alam ada di daerah, Presiden ingin pihak yang menjadi sejahtera adalah masyarakat Maluku. Jangan sampai masyarakat Maluku yang hanya menjadi penonton," kata Menristek Dikti Muhammad Nasir dalam konferensi pers yang dilakukan di Kantor Kemenristek Dikti, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 April 2016.
Oleh karena itu, Perguruan Tinggi Negeri di kawasan timur Indonesia yaitu Universitas Pattimura Ambon dan Politeknik Negeri Ambon akan ditunjuk untuk mendidik calon-calon insinyur dalam pengelolaan blok migas tersebut. Masela diperkirakan memiliki cadangan yang bisa bertahan selama 23 hingga 26 tahun.
Hadir dalam konferensi pers tersebut antara lain Rektor Unpatti, MJ Sapteno, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Hermanto Dardak, Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Patdono Suwignjo, dan Direktur Polnam Miegsjeglorie V Putuhena.
Nasir mengatakan, SDM yang dibutuhkan adalah SDM yang berkompeten dalam bidang teknik perminyakan, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik industri, teknik fisika dan teknik sipil.
"SDM yang kompeten di bidang sosial juga dibutuhkan seperti ahli hukum, ahli akuntansi. Hanya, penyediaan SDM di bidang engineering yang untuk saat ini masih menjadi problem," ujarnya.
Sementara Rektor Unpatti, MJ Sapteno mengatakan, PTN tersebut selama ini telah memiliki sejumlah program studi yang bidang keahliannya bakal terkait. Beberapa program studi juga telah memulai kegiatan belajar mengajar dengan lulusan pertama akan dihasilkan pada tahun 2017.
"Kalau dibilang apakah kami sudah siap, Unpatti siap," ujar Sapteno.
Senada dengan Sapteno, Putuhena mengatakan Polnam juga telah memiliki sejumlah program studi yang keahliannya juga dibutuhkan. Polnam hanya membutuhkan pembangunan sarana seperti laboratorium agar lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi untuk mengelola Blok Masela.
"Kami juga akan rapatkan (dengan Unpatti), supaya lulusan yang dihasilkan tidak tumpang tindih (untuk memenuhi kebutuhan di Blok Masela)," ujar Putuhena.
Dalam kesempatan yang sama, Hermanto Dardak mengatakan saat ini PII memiliki 19 bidang kejuruan. Insinyur-insinyur profesional dalam bidangnya akan siap terjun ke PTN untuk mendukung persiapan SDM untuk pengelolaan Blok Masela.
"Kalau (kilang) dibangun di sana, hasil langsung dan nilai tambah, juga seharusnya bermanfaat bagi industri turunan di sana," ujar Hermanto.
Blok Masela diperkirakan memiliki cadangan migas sebanyak 10,73 triliun. Pembangunannya bisa berlangsung secepatnya-cepatnya selesai pada tahun 2021. Meski demikian, pekerjaan seperti perancangan konstruksi fisik atau detailed engineering design (DED) diperkirakan sudah dimulai pada tahun 2017 atau 2018 mendatang.