Pesawat Tabrakan Dampak Komersialisasi Bandara Halim
- VIVA.co.id/ Nuvola Gloria
VIVA.co.id – Mantan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal (Purn) Chuppy Hakim, sudah menduga akan terjadi kecelakaan di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kecelakaan yang terjadi melibatkan pesawat Batik Air dan TransNusa, Senin malam, 4 April 2016
Hal itu sudah diingatkan sejak lama sebagai dampak bila Bandara Halim Perdanakusumah berubah status menjadi bandara komersial.
"2010 saya sudah tulis, di (bandara) Halim berbahaya untuk penerbangan komersial," kata Chuppy, Selasa 5 April 2016.
Menurutnya, selama ini perubahan bandara Halim Perdana Kusuma dari pangkalan militer menjadi komersil tidak disertai dengan perencanaan manajemen transportasi udara yang baik.
"Karena cuma mindahin kelebihan jadwal penerbangan pesawat yang semrawut di Cengkareng (bandara Soekarno-Hatta), tanpa persiapan sama sekali," ujarnya.
Chuppy pun mengungkapkan berbagai kekurangan dari bandara Halim Perdanakusuma yang berdampak pada rendahnya tingkat keamanan penerbangan. "Runaway cuma satu, tidak punya taxy way (tempat parkir pesawat). Apron sempit," paparnya.
Selain itu, lalu lintas udara di Halim semakin kacau karena bandara yang awalnya hanya pangkalan militer berubah menjadi komersil. "Sudah ada empat skuadron udara, dan tempat parkir yang sama. Terlalu maksa (untuk) komersial," katanya..
Sebab itu ia mengingatkan jika pemerintah serius ingin menjadikan Halim untuk penerbangan komersial, seharusnya pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana yang ada. "Apron dilebarin, taxi way dibikin. Supaya menjamin keselamatan penerbangan," katanya.
Senin malam, 4 April 2016, pesawat Batik Air rute Halim Perdanakusumah-Ujung Pandang bersenggolan dengan pesawat Trans Nusa saat akan take off. Akibatnya terjadi kerusakan di tubu pesawat dan penerbangan pun terpaksa dibatalkan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.