INACA Minta Pemerintah Evaluasi Bandara Halim Perdanakusuma
- Dokumentasi Istimewa
VIVA.co.id – Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesian National Air Carriers Association/INACA) Tengku Burhanudin meminta pemerintah menggelar evaluasi secara besar-besaran terhadap insiden kecelakaan antara pesawat Batik Air dan TransNusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Evaluasi ini meliputi peruntukan Bandara Halim yang awalnya ditujukan untuk aktivitas militer. Serta penerbangan komersial yang menggunakan landasan bekas kegiatan militer.
"Ke depan, harus ada evaluasi lagi tentang Bandara Halim yang hanya punya landasan pacu. Sementara pesawat komersial harus mempunyai tempat untuk parkir," kata Burhanudin di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa, 5 April 2016.
Dia juga mengingatkan pemerintah bahwa Bandara Halim Perdanakusuma merupakan bandara sementara, yang diperbantukan untuk menangani kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.
Maka dari itu, dia meminta kepastian dari pemerintah mengenai status bandara tersebut mengingat adanya kegiatan militer di dekat bandara.
"Janjinya dulu kan hanya sementara saja sampai Bandara Soekarno-Hatta siap untuk mengoperasikan penerbangan lebih banyak. Di sini lebih banyak kegiatan militer dibanding kegiatan komersial," katanya.
Sebelumnya, terjadi tabrakan antara pesawat Batik Air dengan pesawat TransNusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin malam, 4 April 2016. Tabrakan terjadi saat Batik Air dengan nomor penerbangan 7703 tujuan Halim-Makassar, mau lepas landas. Sementara pesawat TransNusa, saat itu tengah ditarik untuk dibawa ke apron.
Akibat kecelakaan ini, tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Namun, sayap bagian kiri Batik Air rusak. Sementara TransNusa, bagian ekor dan sayap kiri pesawat mengalami rusak parah. (ms)