Bebaskan Sandera Abu Sayyaf, Pasukan Siaga di Tarakan
- Doc Puspen TNI
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo siagakan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang telah dipersiapkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Mereka akan selalu siap untuk melakukan operasi pembebasan 10 Warga Negara Indonesia yang ditawan kelompok separatis Abu Sayyaf di Filipina sejak pekan terakhir bulan Maret 2016.
"Kami juga telah menyiapkan pasukan reaksi cepat kita di Tarakan. Terus saya pantau terus. Saya pantau. Baik mulai latihan, atau melakukan simulasi juga kalau diperlukan," ujar Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu, 3 April 2016.
Hanya saja, kata Jokowi, kendala utama militer Indonesia untuk terjun ke Filipina adalah konstitusi Filipina yang tidak memperkenankan adanya militer asing tanpa ada perjanjian khusus antara dua negara.
"Kemarin, seperti dilaporkan Menteri Luar Negeri yang juga selalu saya kontak, harus ada izin juga dari parlemen negara. Itu yang belum," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah diutus khusus menemui pemerintah Filipina. Retno mengusahakan adanya izin dari pemerintah Filipina agar militer Indonesia bisa masuk ke negara itu.
"Kita harus tahu, bahwa itu kejadiannya ada di wilayah Filipina. Sehingga kita enggak bisa masuk seenaknya, enggak bisa. Untuk masuk ke wilayah negara lain harus ada izin," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan pemerintah masih mengedepankan opsi dialog, bila dimungkinkan untuk membebaskan para sandera. (ase)