Pengungsi Longsor Banjarnegara Terserang Penyakit
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Ratusan pengungsi korban longsor di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah, mulai terserang berbagai penyakit. Mereka kini harus bertahan di sejumlah posko pengungsian wilayah setempat, dan ditangani tim medis.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan, berdasarkan laporan rutin Posko Aju Desa Clapar BPBD Banjarnegara, selama enam hari terakhir sudah ada ratusan warga yang memeriksakan kesehatannya.
"Terdapat 273 pasien yang enam hari terakhir melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Rata-rata mereka didiagnosa penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Mialgia atau pegal-pegal," kata Sarwa di Semarang, Jumat, 1 April 2016.
Sampai saat ini, jumlah pengungsi yang masih bertahan ada 85 Kepala Keluarga (KK) dengan total 296 jiwa. Mereka terdiri atas 161 orang laki-laki dan 135 perempuan. Di antaranya, terdapat 4 ibu hamil, 8 bayi, 8 anak serta 131 lanjut usia.
"Untuk seluruh pengungsi terbagi di tujuh wilayah posko pengungsian," ujar Sarwa menambahkan.
Sarwa menjelaskan, ada 271 personel tim gabungan yang secara terus menerus bekerja di lokasi longsor. Mereka terdiri dari relawan BPBD, Tim SAR gabungan, Kodim 0704 BNA, Polres Banjarnegara, Kecamatan Madukara, Banser, Tagana, PMI, Bela Negara, dan masyarakat sekitar.
Sejumlah relawan mulai pukul 10.00 WIB tadi, mulai berbenah setelah peristiwa longsor terjadi. Mereka membongkar rumah, mengeringkan kolam ikan, membersihkan kolam ikan, memperbaiki jalur alternatif, menata logistik posko desa, serta pendampingan pengungsi melalui trauma healing.
Dari update terakhir, lanjut Sarwa, total rumah rusak akibat longsor di Desa Clapar sebanyak 20 rumah rusak berat, 2 rusak sedang, 4 unit rusak ringan, dan 33 rumah terancam rusak akibat terjadinya pergeseran tanah.
"Untuk laporan pergerakan tanah, hari ini tidak ada pergerakan yang signifikan. Namun cuaca hujan."
(mus)