Balai Kota Semarang Kini Cuma Dijaga Satpol PP Perempuan
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto
VIVA.co.id – Jika biasanya gedung-gedung pemerintahan dijaga ketat aparat maskulin, lain halnya dengan hal yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Semarang. Seluruh penjaga gedung Pemkot adalah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) perempuan.
Penjagaan balai kota oleh Satpol PP perempuan ini diinisiasi langsung oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Pria yang akrab disapa Hendi itu mengatakan kesan humanis akan lebih terasa saat kantor yang dipimpinnya dijaga satpol perempuan. Kesan yang ingin disampaikan kepada publik bahwa balai kota Semarang mudah diakses oleh seluruh elemen masyarakat.
"Sejak awal saya ingin (balai kota) tidak dijaga satpol yang mukanya garang-garang. Akhirnya diganti sama satpol perempuan agar lebih humanis," kata Hendi kepada VIVA co.id, Selasa 29 Maret 2016.
Tepat di pintu masuk balai kota, warga akan disambut oleh tiga  perempuan cantik ramah dan murah senyum. Meski ketiganya mengenakan baju dinas Satpol PP, kesan garang tak terlihat saat menyambut siapa pun yang datang.
Hendi menyebutkan bahwa langkah awal kesan santai di kantornya itu akan membuat masyarakat tidak segan untuk datang menemuinya secara langsung.
"Ini sebagai upaya keterbukaan dan transparansi Pemkot Semarang. Meski sudah ada Pusat Informasi Publik (PIP) tapi saya tetap terbuka untuk masyarakat," kata Politikus PDI Perjuangan itu.
Pria yang sangat aktif di media sosial itu juga beberapa kali mengkampanyekan soal kantor yang tiada sekat dengan masyarakat.
"Mimpi saya adalah agar balai kota Semarang tidak berpagar. Jangan ada sekat antara kita, " tulis Hendi dalam status video yang diunggah dalam akun Instagram.
Masuk Nominasi
Terkait inovasi pelayanan publik di Kota Semarang, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi baru saja memasukkan Pusat Informasi Publik (PIP) yang dimiliki Pemkot Semarang dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016. Bahkan pada 1 April mendatang, Hendi secara khusus diminta memaparkan tentang inovasi pelayanan publik itu untuk dilombakan di Surabaya. Â
"Saya diminta memaparkan kepada tim penilai. Harapannya masuk 35 besar lalu masuk 3 besar. Ini adalah bagian pelayanan masyarakat yang terbuka dan transparan, " ujar Hendi.
Pada kesempatan berbeda, Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi menambahkan, keberadaan PIP menjadi inspirasi penerapan sistem yang disebut parlemen moderen. Harapannya, akses tersebut bisa memaksimalkan kinerja legislatif.
"Dengan konsep parlemen modern, DPRD bisa lebih interaktif ke masyarakat. Kami akan lebih terbuka ke masyarakat sehingga tidak ada sekat, " kata Supriyadi.