Pangkalan Militer di Natuna Bikin Indonesia Lebih Ditakuti
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id – Anggota Komisi I DPR RI, Supiadin Aries Saputra mengatakan sudah seharusnya Indonesia membangun sejak lama. Atas dasar itu DPR mendukung pembangunan pangkalan militer sejak 2015.
"Pembangunan pangkalan militer di akan memberi posisi berbeda bagi Indonesia dengan negara-negara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan," katanya kepada VIVA.co.id, Kamis 24 Maret 2016.
Supiadin menjelaskan pangkalan militer di Natuna juga akan sangat berpengaruh dengan politik luar negeri Indonesia. "Contohnya dulu saat militer kita menjadi paling kuat di ASEAN, tidak ada yang berani mengganggu. Sampai-sampai pimpinan ASEAN selalu diserahkan kepada kita. Ini harus dikembalikan," ungkapnya.
Dengan peristiwa masuknya kapal pencuri ikan China yang akhirnya dilindungi oleh coast guard, dinilai Supriadin sebagai bentuk pelecehan terhadap Indonesia karena militernya dianggap lemah.
"Mereka mau ngetes, kalau militer kita kuat mereka enggak berani macam-macam. Makanya pembangunan pangkalan militer di Natuna penting. Biar kasus dengan kapal China tidak terulang lagi. Kita juga enggak boleh takut," ujarnya.
Purnawirawan jenderal TNI bintang dua ini mengingatkan kekayaan Natuna yang sangat melimpah dan terbuka menjadi daya tarik negara asing untuk masuk dan melakukan ekspansi. "Saya tahu betul, saya pernah kesana," katanya.
Meski anggaran pembangunan pangkalan militer di Natuna masih kurang mencukupi, komisinya berjanji akan mendorong pemenuhan pembangunan pangkalan militer di Natuna.
"Pembangunan pangkalan militer di Natuna harus simultan antara Angkatan Darat, Laut dan Udara. AU harus punya skuadron udara memadai. AL harus punya dermaga yang baik. Saat ini baru Lanal nanti harus jadi pangkalan," tegasnya.
Politikus partai Nasdem mengatakan personel TNI di pangkalan militer Natuna harus tetap bersiaga. "TNI harus siap menjaga harga diri bangsa dan negara. Jangan sampai diinjak-injak. Kita tidak boleh takut sama China sekalipun," tuturnya.