Asabri Santuni Keluarga Korban Helikopter di Poso Rp400 Juta
- Anwar Sadat/ VIVA.co.id
VIVA.co.id – Keluarga 13 Prajurit TNI yang gugur dalam kecelakaan helikopter di Poso, Sulawesi Tengah, mendapatkan santunan dari Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri).Â
Direktur Utama PT Asabri, Adam R. Damiri, menyampaikan ucapan belasungkawa atas kejadian yang menimpa 13 prajurit TNI itu.
"Saya berharap kepada keluarga yang ditinggalkan keikhlasan keluarga, anak tercinta, ayahnya menghadap sang khalik. Ikhlaskan mereka sebagai para syuhada yang mengorbankan dirinya demi keluarga dan negara," kata Adam dalam sambutannya di Gedung Asabri, Rabu 23 Maret 2016
Adam menerangkan, Asabri dilahirkan untuk memberikan jaminan dan perlindungan terhadap risiko yang dihadapi TNI-Polri. Hal itu bertujuan, agar para prajurit TNI-Polri tenang dan fokus dalam menjalankan tugas negara.
"Dengan risiko tinggi tersebut, Asabri hadir di tengah-tengah itu. Sebagai tugas melindungi. Dan, kepada ahli waris, istri dan anak yang ditinggalkan, agar siap menghadapi kejadian seperti ini," jelasnya.
Pemerintah pun memberikan penghargaan dengan menaikkan pangkat mereka satu tingkat lebih tinggi.
Dengan status tersebut, Adam menjelaskan, Asabri akan memberikan hak-hak santunan gugur dengan nilai Rp400 juta per orang dan beasiswa Rp30 juta. Kemudian, ditambah dengan tabungan asuransi yang disesuaikan dengan masa kepangkatan dan masa dinas tiap prajurit.
"Para istri dari yang ditinggalkan, akan mendapatkan gaji utuh selama 12 bulan dari almarhum. Bulan ke-13 baru berubah menjadi gaji warakauri, sesuai peraturan yang ada," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, salah satu keluarga yang menerima santunan, yaitu Ade Fatahilah, anak dari Letkol Infantri Anumerta Faqih Rasyid, merasa sangat bangga dengan ayahnya yang berjuang menjalankan tugas sampai maut memanggil.
"Saya sangat bangga dengan ayah saya, beliau adalah sosok prajurit yang kuat. Saya bangga dengan beliau. Saya akan terus jaga nama baik beliau dan nama baik keluarga. Saya juga akan jalankan amanah orangtua untuk sekolah sampai lulus," ucap Ade, yang saat ini bersekolah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), sambil meneteskan air mata. (asp)