Ridwan Kamil Pernah Tawarkan Angkot Pelat Hitam Dilegalkan
- ANTARA
VIVA.co.id – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku sudah memberikan opsi untuk melegalkan angkot berpelat hitam yang kerap mangkal di Alun-alun Bandung. Namun, selalu mendapat penolakan dari para sopirnya.
“Saya sudah berkali-kali memberi peringatan kepada mereka. Saya juga sudah berusaha memberikan beberapa opsi kepada mereka, tetapi mereka tetap ngotot melanggar hukum,” katanya di Bandung, Senin 21 Maret 2016.
Orang nomor satu di Bandung itu juga mengaku pernah mengajak makan beberapa sopir untuk mencari solusi, terkait pekerjaan mereka. Dia sempat menawarkan pekerjaan sebagai penjaga taman dan lainnya kepada para sopir angkutan yang dianggapnya ilegal tersebut.
Dalam pengakuannya, Emil kerap mendapatkan laporan dari warga melalui twitter. Mereka menyebutkan dipaksa naik angkot pelat hitam oleh para preman dan sopirnya. Selain itu, menurutnya, banyak juga supir angkot resmi yang resah, lantaran jalurnya diambil alih oleh para sopir angkot pelat hitam.
“Pemerintah kota ini punya kewajiban menertibkan, agar warga saya bisa dilindungi. Kalau kecelakaan dengan angkot resmi bisa diklaim dengan asuransi, beda kalau angkotnya ilegal,” ucapnya.
Dia menyebutkan, Taufik Hidayat merupakan salah satu sopir angkutan ilegal yang sudah beroperasi selama bertahun-tahun. Menurutnya, sopir tersebutm erupakan komplotan yang melakukan pola premanisme.
“Ini bukan yang pertama, sudah saya kasih batas. Dia dari bagian yang tidak mau nurut dan pura-pura minta maaf, tetapi kembali lagi,” ujarnya.
Emil mengaku memang kerap melakukan tindakan sendiri. Terutama, untuk menyelesaikan masalah yang ada di Bandung. Menurutnya, jika memang bisa, dia akan melakukannya sendiri. Termasuk, kejadian pada Jumat pagi, 18 Maret 2016.
Ketika dia melewati rute perjalanan sepedanya yang biasa, dia melihat tiga kendaraan ilegal itu sedang mangkal di depan Alun-alun. Ketika melihat dirinya merapat, dua sopir kabur, sedangkan Taufik Hidayat tidak sempat melarikan diri, lantaran pintu mobilnya terbuka.
“Saya tarik dia keluar, karena posisinya sedang di dalam mobil,” ucapnya.
Selanjutnya, Emil mengaku memegang pipi Taufik. Memintanya untuk menatap matanya saat sedang berbicara. Saat itu, Emil berniat memberi teguran untuk kesekian kalinya. Tetapi, hal tersebut didefinsikan sebagai tamparan oleh Taufik.
“Saya juga menunjuk dadanya, dan itu malah didefiniskan sebagai pukulan. Sebagai wali kota, saya juga punya batasan,” ujarnya.
Emil menambahkan, sampai saat ini pihaknya masih membuka kesempatan untuk teman-teman sopir yang ingin melegalkan jalur Alun-alun hingga Terminal Cicaheum. “Sama saya sudah dikasih solusi, ajukan surat dan kuningkan grup itu, sudah berapa kali dikasih tahu,“ katanya. (asp)