Kolonel Ontang, dari Tim Mawar Hingga Janji Buru Santoso
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Kolonel Inf Ontang Roma menjadi salah satu korban tewas dalam insiden jatuhnya Helikopter TNI Angkatan Darat di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, Minggu kemarin, 20 Maret 2016.
Almarhum tewas meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak perempuan bernama Bela dan Wendi yang masih bersekolah. Sosok Ontang menurut sang adik, Martin Sitindaon (44), merupakan sosok yang tegas.
"Kalau ke keluarga, almarhum itu cukup tegas," ucap Martin di rumah duka, di jalan Cempaka komplek KPAD II, Cijantung, Jakarta Timur, Senin 21 Maret 2016
Selain memiliki sosok yang tegas, Martin juga mengatakan, kalau almarhum merupakan orang yang mudah bergaul, dan senang berolahraga. "Dia (almarhum Ontang) itu sangat senang berolahraga," ujar Martin.
Martin menceritakan, dulu dirinya pernah dinasihati oleh sang kakak tersebut, ketika Martin ingin menjadi anggota TNI. Namun, Ontang justru melarang sang adik mengikuti jejak karirnya di militer.
"Dulu saya mau masuk ke militer, tetapi dia (almarhum) ingatkan saya, 'biarlah saya saja yang masuk (militer), kamu kuliah saja' begitu," jelas Martin.
Keponakan Ontang yang tak ingin disebutkan namanya juga menuturkan sosok Ontang sebagai pribadi ayah yang dekat dan baik dengan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.
"Beliau orangnya deket banget ya sama anaknya. Yah, namanya juga sama anak, dia juga suka ajak jalan-jalan anaknya," ujar keponakan Ontang tersebut.
Selain kenangan dari keluarga, sosok Ontang juga membekas dalam memori mantan anak buahnya, Kolonel (Purn) Fauka Nur Farid. Menurut Fauka, Ontang pernah menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan kini menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN).
"Angkatan 1990, kami di Tim Mawar sama-sama, sempat tugas di Aceh juga, dan dia baru sebulan ini di BIN," kata Fauka.
Menurut Fauka, Ontang tak pernah membeda-bedakan senior dan junior. Meskipun dia junior Ontang, namun Ontang tetap bergaul bersama-sama dengan dirinya.
"(Kol Ontang) senior saya, dari saya Lettu, dia sudah Kapten. Tinggal kita bersebelahan di kompleks. Dia supel, tidak bedain senior-junior. Di daerah tugas, dia memiliki semangat," kata Fauka.
Menurut Fauka, sebelum meninggal Ontang pernah mempunyai mimpi untuk memberantas kelompok Santoso. "Dia sempat bilang, mau ke BIN karena mau nurunin Santoso hidup-hidup, itu janjinya dia," tegas dia. (asp)