Balita Menderita Penyakit Langka Butuh Rp1,6 M untuk Operasi
Jumat, 18 Maret 2016 - 10:29 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ardian
VIVA.co.id - Seorang bayi berusia tujuh bulan di Lampung Selatan, Lampung, menderita penyakit langka. Namanya Asyifa Naqia Rahmani, putri pasangan Purwadi (28 tahun) dan Lusy Andira (21 tahun).
Balita Asyifa didiagnosis menderita atresia bilier. Penyakit itu dapat dijelaskan secara sederhana mengalami penyumbatan tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu. Atresia bilier terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang normal.
Atresia bilier adalah penyakit bawaan alias genetik yang diidap satu berbanding 10.000 anak. Kebanyakan dialami anak atau bayi perempuan. Asyifa menderita penyakit itu sejak berusia dua bulan.
Purwadi, ayahnya, menjelaskan gejala-gejala penyakit anaknya, di antaranya, urine berwarna kuning pekat, pembesaran limpa, tinja berbau busuk, berwarna pucat atau coklat, pertumbuhan stagnan.
Asyifa selama ini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta sejak Desember 2015. Tetapi perawatan medis itu belum maksimal, karena Asyifa harus menjalani operasi transplantasi. Biaya operasi itu tidak murah. Tim dokter menaksir biayanya mencapai Rp1,6 miliar.
Purwadi bersiap mendonorkan hatinya untuk Asyifa karena dia merasa hanya dengan cara itulah sang buah hati bakal sehat. Namun proses donor itu juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Saya siap sebagai pendonor yang akan memberikan hati saya untuk anak tercinta saya, karena hanya transplantasi hati untuk kesembuhan Asyifa," ujar Purwadi, didampingi istrinya, saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia di Bandar Lampung, Kamis kemarin, 17 Maret 2016.
Purwadi sehari-hari bekerja sebagai petani penggarap sawah milik orang lain di Lampung Selatan. Penghasilannya pas-pasan. Istrinya bekerja serabutan. Purwadi tak sanggup mengumpulkan uang sebanyak Rp1,6 miliar, tetapi dia rela melakukan segalanya demi kesembuhan Asyifa, anak semata wayangnya. Dia berharap bantuan pemerintah setempat dan para dermawan.
Purwadi dan istri membawa anaknya berniat menemui Bupati, Ketua DPRD, dan Dinas Kesehatan setempat pada Kamis, 18 Maret 2016. Mereka didampingi Sukiman, pemilik klinik rawat inap Mitra Anda di Rajabasajaya, Bandar Lampung, tempat Asyifa dirawat sementara.
Sukiman mengatakan, sangat disayangkan, kedatangan keluarga kecil itu kurang mendapat respons dari pemerintah dan wakil rakyat di sana. Mereka hanya bisa bertemu ajudan pejabat Pemerintah Kabupaten.
Karena tak menadapat respons dari pemerintah, keluarga itu berencana meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Lampung. “Semoga saja ada respons baik dari Pemerintah Provinsi,” kata Sukiman. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Purwadi sehari-hari bekerja sebagai petani penggarap sawah milik orang lain di Lampung Selatan. Penghasilannya pas-pasan. Istrinya bekerja serabutan. Purwadi tak sanggup mengumpulkan uang sebanyak Rp1,6 miliar, tetapi dia rela melakukan segalanya demi kesembuhan Asyifa, anak semata wayangnya. Dia berharap bantuan pemerintah setempat dan para dermawan.