Keluarga Tak Terima Bayi Mereka Lahir dengan Leher Patah
- VIVA.co.id/Aji YK
VIVA.co.id – Seorang bayi laki-laki di Palembang, Sumatera Selatan, tewas saat dilahirkan dengan kondisi mengalami leher patah.
Kejadian bermula, Rusmiati (34) yang merupakan istri dari Irwansyah (35) menjalani proses kelahiran di salah seorang bidan setempat.
Namun, saat dilahirkan, kondisi bayi malang yang telah diberi nama Muhammad Riski ini mengalami patah leher, serta tali pusar yang telah lepas.
Irwansyah mengaku, Bidan IN yang menolong proses kelahiran sempat menyatakan jika anaknya tersebut lahir dalam keadaan terlilit tali pusar (sungsang).
Tetapi, bidan bersikeras jika mampu melahirkan anak kedua Irwansyah tersebut. "Waktu dengar lahir sungsang. Istri saya sudah minta operasi caesar saja. Tetapi bidannya ngomong tidak usah, bisa dilahirkan normal," ujar Irwanyah.
Irwansyah pun terkejut saat dikabarkan jika putranya tersebut telah meninggal. Saat itu, dia dikabarkan oleh ibunya.
“Karena waktu lahiran saya pulang dulu mau mandi. Langsung ditelepon kalau anak saya lahir sudah meninggal. Katanya meninggal di kandungan. Tetapi kondisi leher anak saya itu patah. Logikanya, kalau memang meninggal tiga hari dalam kandungan, kenapa baru hari ini perut istri saya sakit. Kandungannya pun sudah pas sembilan bulan," ujar pria yang kesehariannya bekerja sebagai penarik becak ini.
Atas kejadian tersebut, Irwansyah dan keluarga akan membuat laporan ke pihak Kepolisian.
"Pasti ada kesalahan waktu anak saya dilahirkan. Kami mau lapor ke Polisi. Anak tetangga saya juga lahir di sana dan meninggal. Tapi mereka tak berani lapor," kata Irwan.
Terpisah, Bidan IN saat ditemui di tempat praktiknya membantah jika telah melakukan kesalahan saat melahirkan.
Dijelaskannya, pada saat proses kelahiran dia berpatokan kepada data KIA. Di sana tertulis kondisi bayi dalam keadaan sehat dan posisi kepala berada di bibir rahim.
"Tetapi, setelah dilahirkan ternyata pantatnya dulu. Itu pun ternyata sudah meninggal kisaran dua sampai tiga hari di dalam kandungan," ungkap IN.
Mengenai kondisi bayi yang patah leher, Indyanti menjelaskan, itu dikarenakan kondisi bayi yang meninggal dalam kandungan tulangnya telah lunak.
"Bayi, kalau meninggal dalam kandungan, tulangnya lunak. Bahkan bisa dilipat. Jadi yang salah itu, data dari KIA puskesmas yang menyatakan bayi kondisi sehat. Tapi nyatanya meninggal. Memang kedua orang tua bayi tidak pernah cek ke sini waktu mengandung," tuturnya. (ase)