Puluhan Juta Meter Kubik Material Merapi Ancam Warga Yogya
Rabu, 16 Maret 2016 - 14:33 WIB
Sumber :
- Antara/Wahyu Putro
VIVA.co.id - Puluhan juta meter kubik material erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 disebut tertahan di lereng-lereng atau beberapa hulu sungai di sekitar gunung itu.
Baca Juga :
Menhub: Bandara Kulonprogo Beroperasi 2019
Hujan deras dalam waktu lama berpotensi meluruhkan material-material itu, sehingga menyebabkan banjir lahar dingin dan banjir kiriman di daerah sekitar, seperti Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta.
Warga yang tinggal di bantaran sungai adalah paling rawan terdampak bencana itu, terutama karena curah hujan diprakirakan masih tinggi sampai akhir Maret.
"Masih ada sekitar 20 juta meter kubik material Merapi yang perlu diwaspadai, apalagi hingga bulan Maret curah hujan di kawasan utara cukup lebat," kata Kepala Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Julisetiono, pada Rabu, 16 Maret 2016.
BPBD Sleman sudah mengantisipasi jika terjadi banjir lahar dingin dengan memasang 14 alat early warning system (alat pemberi tanda peringatan dini) di aliran Sungai Gendol, Sungai Opak, dan Sungai Boyong. Tim juga menyiagakan alat ukur curah hujan dan empat unit kamera pengawas (CCTV) untuk memantau situasi di lokasi-lokasi rawan bencana alam.
Ada 76 dusun di Kabupaten Sleman yang berada di aliran sungai yang berhulu di Merapi dan rawan bencana banjir lahar dingin. Dusung-dusun itu berada di aliran Sungai Gendol, Sungai Opak, dan Sungai Boyong.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan warga di Daerah Istimewa Yogyakarta agar mewaspadai potensi banjir lahar dingin dan banjir kiriman yang semua berasal dari lereng Gunung Merapi.
BMKG memperingatkan hal itu karena curah hujan masih tergolong tinggi sampai akhir Maret sehingga berpotensi mengalirkan air dalam jumlah besar dari lereng Gunung Merapi ke tiga daerah sekitar. Curah hujan berkisar 201-400 milimeter atau kategori tinggi di wilayah utara atau lereng Merapi dan 151-200 milimeter atau kategori menengah di wilayah Bantul.
"Dengan curah hujan yang tinggi di wilayah utara atau wilayah Sleman-Lereng Merapi, maka potensi banjir lahar dingin dan banjir kiriman berpotensi terulang kembali," kata Kepala Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, pada Selasa, 15 Maret 2016.
Banjir kiriman dari lereng Merapi sudah terjadi di Kabupaten Bantul pada Sabtu, 12 Maret 2016. Hujan lebat yang terjadi di kawasan lereng Merapi menyebabkan sejumlah sungai yang berhulu di kawasan itu, seperti Sungai Code dan Sungai Winongo, nyaris meluap.
Banjir kiriman tidak hanya menerjang rumah warga di bantaran Sungai Code dan Sungai Winongo, namun juga di bantaran Sungai Mbedok, yang membelah wilayah Kabupaten Bantul. Banjir telah menerjang sedikitnya pekarangan dan rumah warga di Dusun Brajan, Desa Gonjen, Desa Tamantirto di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam musibah itu. Warga sudah mewaspadai dan mengantisipasi banjir itu. Mereka sudah memindahkan ternak ke tempat yang aman sehingga tidak hanyut akibat banjir kiriman. (Baca: ) (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya