Penjelasan Tim Dokter soal Bupati Ogan Ilir Pemadat

Mantan Bupati Ogan Ilir Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Noviadi dihadirkan dalam konferensi pers di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Senin (14/3/2016)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id – Perwakilan dari 25 tim dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi saat menjadi calon bupati menyampaikan prosedur yang dijalani saat tes kesehatan terhadap seluruh calon bupati dan calon wakil bupati pada tahun 2015 lalu.

Pernah Terjerat Narkoba, Ovi Digantikan Adiknya di Pilkada Ogan Ilir

Kepala Bidang Pelayanan Medik dr Rita Mustika menjelaskan bahwa tes urine dilaksanakan dengan profesional. 

"Seluruh pot urine pasangan calon tidak diberi nama. Hanya diberikan kode barcode. Sama seperti pasien lain, sehingga tidak ada satupun yang mengetahui jika itu urine para pasangan calon," kata dr Rita Mustika ketika menggelar konferensi pers di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 16 Maret 2016.

Umumkan Positif COVID-19 Lewat Konpers, Bupati Ogan Ilir Dikecam

Para perawat kata dia juga mendampingi hingga ke toilet dengan kondisi pintu terbuka ketika calon sedang mengambil sampel urine.

Usai urine dimasukkan ke dalam pot khusus, para calon langsung menyerahkan ke perawat yang mendampinginya. Pot urine lalu dibawa oleh perawat dan diserahkan ke petugas laboratorium yang tak jauh dari lokasi toilet tersebut.
 
Selanjutnya pot urine dibawa petugas laboratorium ke station pneumatic tube yang menggunakan plastik kuning dan diserahkan ke Graha Spesialis RSMH Palembang. Sementara barcode diberikan untuk kode spesimen.

Bupati Ogan Ilir Positif COVID-19

Hanya petugas laboratorium yang bisa masuk ke ruang laboratorium pemeriksaan. Hasilnya, seluruh calon yang mengikuti tes dinyatakan negatif menggunakan narkoba.

Memang diakui pada saat menjalani tes kesehatan, hanya sampel urine yang diambil. Sementara darah dan rambut tidak diperiksa.

Kepala Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi, dr Phey Liana mengatakan seandainya ada hasil positif narkoba sebagai hasil tes urine maka mereka akan melakukan konfirmasi ulang kepada calon kepala daerah untuk mengidentifikasi obat yang digunakan. Barulah kemudian dilakukan tes darah.
 
Namun, tes darah, menurutnya, juga mempunyai waktu deteksi yang lebih singkat sebab hasil metabolik disekresi ke darah terlebih dahulu sebelum ke urine. Deteksi darah akan lebih cepat hilang.

Sementara zat kimia di dalam urine bisa hilang sekitar 3 hari tergantung berbagai faktor antara lain banyak minum air, penggunaan narkoba dosis rendah dan  PH urine yang bersangkutan.
 
"Memang rambut yang paling lama dan bisa bertahan beberapa bulan. Tapi kami berpatokan hanya kepada urine, sesuai dengan prosedur yang diminta. Kalaupun diperiksa rambut, itu lebih mengacu kepada jalur hukum," jelas dr Phey Liana.

Kemungkinan upaya menetralisir zat kimia yang terkandung dalam urine Ahmad Wazir Nofiadi dengan mencampurkan air, diduga sangat kecil, karena pengawasan yang ketat dari tim dokter dan perawat yang mendampingi pasien selama menampung urine.
 
"Peluangnya sangat kecil karena awal masuk ruang pemeriksaan, ajudan dan dokter pendamping daerah tidak boleh masuk. Bahkan sampai proses selesai," ujar Phey.

Namun diakuinya sulit membedakan jikalau urine telah dicampur dengan air. Bahkan, tidak ada alat yang bisa mendeteksi campuran urine dan air sebab proses itu juga terjadi alamiah di dalam tubuh.
 
Direktur Medik dan Perawatan RSMH Palembang, dr Alsen Arlan juga angkat bicara. Dia menanggapi dugaan  adanya obat penetrasi zat kimia narkoba di dalam urine. Hal tersebut dibantah Alsen.

"Kalau obat penetrasi juga setahu kami tidak ada. Apalagi dia mau membawa urine orang lain saat tes, itu tidak mungkin karena pengawalan kami ketat," kata Alsen.

Konferensi pers tersebut dilangsungkan untuk menjawab pertanyaan publik perihal Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Nofiadi yang tertangkap setelah pesta sabu pada Minggu malam, 13 Maret 2016.

Menurut Kepala BNN Budi Waseso, Bupati Nofiadi, merupakan pengguna narkotika jangka panjang. Dia karena itu mempertanyakan tes kesehatan yang dilakukan sebelum Pilkada 2015 oleh Tim Medis. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya