Motif Penembakan di Sinak Papua
- Antara/ Chanry Andrew Suripatty
VIVA.co.id – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, kelompok bersenjata yang menembak mati tiga masyarakat sipil di Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, memang ingin menunjukkan eksistensinya di Tanah air.
"Biasanya, mereka memang sering teror masyarakat untuk mengokohkan eksistensinya," kata Anton Charliyan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 16 Maret 2016.
Anton menjelaskan, kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan terhadap karyawan PT Modern yang sedang membangun jalan Trans Papua di Desa Agenggen, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, itu jumlahnya mencapai puluhan orang. Penembakan terjadi pada Selasa siang, 15 Maret 2016, sekitar pukul 13.45 WIT.
"Kelompok tersebut, datang dari atas gunung lebih dari 20 orang," ujarnya.
Sementara itu, karyawan PT Modern yang tewas, yaitu Anis selaku pimpinan karyawan, Andi operator buldoser, dan David operator ekskavator. Sedangkan yang sedang kritis adalah atas nama Daud, yang saat ini sudah dievakuasi dari Puskesmas Sinak. Peristiwa itu terjadi tepat di Jalan Trans Papua antara Jalan Sinak, Kabupaten Puncak menuju Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Distrik Sinak dikenal sebagai salah satu daerah pergerakan kelompok bersenjata di Papua. Pada 2013, kelompok bersenjata itu juga menyerang anggota TNI dan menewaskan delapan orang aparat, serta empat warga sipil.
Pada Desember 2015, kelompok bersenjata juga menyerang Polsek Sinak dan menewaskan beberapa personel, lalu merampas senjata dengan amunisinya. Pimpinan kelompok bersenjata di daerah ini dikenal dengan nama Leka Telenggen, Tengamati, dan Kalenap Murib. (asp)