Dua Anggota Santoso yang Tewas Warga Asing
- VIVA.co.id/Abdullah Hamann
VIVA.co.id - Dua terduga teroris yang tewas dalam peristiwa kontak senjata di Poso, Sulawesi Tengah, sedang diidentifikasi oleh pihak Kepolisian, untuk memastikan identitasnya.
Namun, dari hasil keterangan yang diperoleh VIVA.co.id di sekitar TKP, keduanya merupakan bagian dari target pengejaran dalam operasi perburuan kelompok teroris yang sedang berlangsung di Poso.
Peristiwa kontak senjata itu terjadi di kawasan hutan pegunungan Desa Talabosa, Kecamatan Lore Tengah pada Selasa pagi sekitar pukul 07.30 WITA.
Kontak tembak bermula dari serangan yang dilakukan kelompok bersenjata itu, saat patroli yang dilakukan aparat gabungan TNI dan Polri dalam tim satuan tugas Operasi Tinombala 2016, di kawasan hutan pegunungan di wilayah Lore Tengah.
Aparat yang sedang melakukan patroli melihat sekelompok orang bersenjata. Saat hendak disergap, kelompok bersenjata tersebut menembaki aparat keamanan. Aparat pun melakukan balasan atas serangan yang dilakukan dari kelompok bersenjata itu, dan kontak tembak terjadi.
Gabung tahun lalu
Wakil Penanggung Jawab Operasi Tinombala 2016, Kolonel Inf. Syaiful Anwar menyebutkan, dari hasil identifikasi sementara, kedua korban yang tewas merupakan warga negara asing.
Keduanya diduga berasal dari Bangsa Uighur keturunan Turki. Mereka disebut-sebut telah bergabung ke dalam kelompok Santoso sejak setahun lalu, dengan inisial FM dan K.
“Memang hari ini ada kontak senjata antara pasukan gabungan TNI dan Polri dengan kelompok Santoso. Kekuatan lima sampai enam orang dari mereka. Kemudian dari hasil kontak tersebut, pada saat patroli bergerak, kemudian menemukan mereka juga sedang bergerak," kata Syaiful.
Ia melanjutkan, anggotanya mendekat kemudian ditembaki lebih dahulu. Lalu anggotanya melaksanakan balasan tembakan. Setelah balasan tembakan kemudian dilakukan penyisiran dan pengejaran.
"Di situlah kedapatan dua orang tak dikenal (OTK) ini meninggal dunia. Inisialnya adalah MG dan K. Identifikasi sementara dua-duanya berasal dari luar (negeri) yang bergabung di sini, diperkirakan dari Uighur,” ujar Syaiful, yang juga menjabat sebagai Danrem 132/ Tadulako.
Pascakontak tembak, aparat keamanan dalam Operasi Tinombala 2016, terus memantau ketat jalur keluar masuk ke wilayah Lembah Napu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang meliputi kecamatan Lore Utara, Lore Timur, Lore Peore dan Lore Tengah.
Pemantauan keluar masuk orang itu merupakan imbangan dari pengepungan terhadap kelompok Santoso yang diyakini telah terkepung di kawasan hutan pegunungan Desa Torire, Talabosa dan sekitarnya di kKcamatan Lore Tengah.
Kenderaan yang melintasi jalur menuju ke wilayah-wilayah tersebut, akan diperiksa sejak melewati pos aparat keamanan pertama, hingga sampai ke wilayah Lore Bersaudara. (ase)
Laporan : Mitha Meinansi