Kapolda Sulteng Akan Tangkap Santoso Hidup-hidup
- VIVA.co.id/Abdullah Hamann
VIVA.co.id – Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriady menyatakan bahwa operasi Tinombala 2016 akan terus diperpanjang hingga perburuan terhadap kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso berakhir.
Bahkan, Rudy Sufahriady bertekad tidak akan berkantor di Mapolda Sulteng hingga gembong teroris itu ditemukan hidup atau mati.
"Kalau bisa (ditangkap) hidup, kenapa harus mati. Itu kan prinsip kemanusiaan. Saya akan berusaha semaksimal mungkin, kalau bisa hidup kenapa tidak," kata Rudy Sufahriady di Palu, Selasa, 15 Maret 2016.
Rudy yang pernah menjadi Kapolres Poso tahun 2007 ini mengaku mengenal seperti apa prinsip yang dipegang oleh Santoso dan kelompoknya. Menurut Rudy, kelompok Santoso ini memiliki prinsip mati syahid jika meninggal di tangan polisi.
Saat ini polisi sudah mengidentifikasi jumlah kelompok Santoso yang sedang terkepung di pegunungan Napu, Kabupaten Poso. Kelompok ini diperkirakan berjumlah hampir 40 orang dengan kondisi yang sudah serba kekurangan, mulai dari logistik hingga kekurangan amunisi.
"Jumlahnya cukup banyak. Insya Allah satu kali tangkap bisa ditangkap semuanya," kata Rudy.
Untuk memastikan kelompok Santoso ini benar-benar tertangkap, Rudy yang baru beberapa hari menjabat sebagai Kapolda Sulteng ini harus rela berkantor di Poso. Rudy bahkan menyerahkan sepenuhnya tugas-tugas kantor di Mapolda Sulteng kepada Waka Polda Sulteng Kombes Leo Bona Lubis.
"Jadi kalau mau cari saya, jangan di Polda. Cari saya di Poso karena saya berkantor di sana, sampai Santoso tertangkap," tutur Rudy. (ase)