Cegah Kebakaran Meluas, BNPB Gulirkan Kebijakan Insentif
- Antara/ Irsan Mulyadi
VIVA.co.id - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah menggulirkan kebijakan insentif bagi desa-desa yang berhasil menjaga wilayahnya tidak terbakar dengan pola pemberdayaan masyarakat.
"Perilaku pembakaran hutan dan lahan adalah perilaku manusia yang membakar untuk membuka lahan, baik itu di tanah yang legal atau di tanah ilegal dapat dari perorangan maupun perusahaan," kata Sutopo melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Minggu 13 Maret 2016.
Menurutnya, motivasi oknum masyarakat membakar lahan adalah faktor ekonomi. Sebabnya lebih murah dan mudah dilakukan bagi mereka untuk membuka lahan.
Sehingga harus ada solusinya jika ingin masyarakat tidak membakar lahan. Misalkan pemerintah menyediakan alat berat untuk membuka lahan, insentif yang menarik, penegakan hukum yang keras dan tanpa pandang bulu dan sebagainya.
"Perilaku ini terjadi karena alasan ekonomi, sosial dan budaya. Lemahnya penegakan hukum makin menyulitkan dalam penanggulangan karhutla. Penyelesaian hukum terkait karhutla di Riau pada tahun 2013, 2014, dan 2015 hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Akhirnya tidak memberikan efek jera dan menakutkan bagi para pelaku pembakaran," kata Sutopo.
Tidak ada fenomena El Nino
Menurutnya, meski sudah mengeluarkan kebijkan insentif tersebut, tidak mungkin pengendalian karhutla hanya diselesaikan dengan himbauan, menyusun kebijakan dan regulasi baru, atau yang sifatnya terlalu lunak.
Penegakan hukum harus dilakukan secara keras dan tegas bagi para pembakar, baik individu maupun korporasi yang secara sengaja maupun tidak sengaja berperan dan karhutla.
"Jika tidak karhutla akan berulang tiap tahun tanpa ada solusi permanen. Sementara itu kerugian yang ditimbulkan luar biasa. BNPB pasti akan membantu BPBD dalam pengendalian karhutla seperti pengerahan helikopter dan pesawat untuk water bombing, hujan buatan, bantuan pendanaan untuk operasional personel, aktivasi posko, dan lainnya," kata Sutopo.
Ia meyakini antisipasi karhutla pada tahun ini lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kejadian karhutla pada 2015, kemungkinan kecil tidak akan berulang. Sebab, kondisi tahun ini tidak ada fenomena El Nino dan antisipasi sudah jauh lebih baik dilakukan.
"Memang karhutla masih akan terus terjadi. Tidak mungkin menihilkan atau meniadakan sama sekali karhutla di Indonesia. Tapi bisa kita kurangi skala dan intensitasnya. Perusahaan perkebunan juga harus menyediakan sumberdaya dan personel yang memadai untuk menjaga wilayahnya agar tidak terbakar," kata Sutopo.