Makna Gerhana Matahari dalam Budaya Sunda
- Viva.co.id/Sahrul Ramadhan
VIVA.co.id – Masyarakat di Indonesia pagi tadi bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari total. Peristiwa alam ini dalam bahasa Sunda biasa disebut Samagaha Panon Poe.
Bupati Purwakarta, Jawa Barat, sekaligus budayawan Sunda, Dedi Mulyadi mengatakan, gerhana merupakan perumpamaan kegalauan yang terjadi dalam rasa dan diri manusia. Hal ini diterjemahkan dalam peristiwa matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis lurus.
"Ini perumpamaan galaunya matahari sebagai sumber energi, terhalangi oleh bulan yang biasanya hanya pancaran energi," ujar Dedi usai menyaksikan gerhana matahari di Purwakarta, Rabu, 9 Maret 2016.
Kegalauan itu menimbulkan fenomena luar biasa, yakni bumi menjadi gelap pada siang hari. Seharusnya, waktu tersebut menjadi saat matahari menjadi penerang bumi.
Saat terjadinya fenomena ini, leluhur masyarakat Sunda juga memiliki budaya khusus untuk ibu hamil. Mereka diharuskan bersembunyi di kolong tempat tidur saat Samagaha terjadi.
Menurut Dedi, tindakan ini merupakan upaya para leluhur untuk melindungi ibu hamil dari dampak psikologi yang ditimbulkan. "Kalau berbicaranya sekarang itu sangat ilmiah, yaitu lebih psikologi demi ibu dan si jabang bayi, sehingga harus dibuat tenang. Makanya sering diperdengarkan ayat suci Alquran. Nah, orang tua dulu mungkin tidak bisa menjelaskan sampai ke situ."
Laporan: Jay Bramena