Detik-detik Gerhana Mirip Zaman Nabi Terulang di Semarang
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto
VIVA.co.id - Fenomena alam Gerhana Matahari Sebagian (GMS) yang disaksikan oleh warga Semarang di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pagi ini disambut suka cita puluhan ribu warga. Mayoritas warga antusias melihat fenomena waktu dan bentuk piringan gerhananya mirip saat zaman Nabi Muhammad.
Sedikitnya 10.000 warga sejak pagi hari telah menantikan detik-detik kemunculan fenomena yang sama saat zaman Rasulullah tersebut. Awal kemunculan gerhana ini terjadi pukul 06.21 WIB. Saat itu Matahari telah 20 persen tertutup oleh Bulan dan membentuk sabit.
Memasuki persentase gerhana sekira 30 persen, pantauan resmi dipimpin oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko menggunakan teleskop. Didampingi oleh sejumlah ulama se-Jawa Tengah dan akademisi.
Saking indahnya fenomena ini, Heru seketika langsung mengucapkan takbir dan tahmid disambut oleh sekitar puluhan ribu lebih jamaah. "Allahu akbar. Betapa ini kebesaran Allah. Allahu akbar," kata Heru.
Memasuki pukul 07.30 WIB, gerhana Matahari ini memasuki puncaknya. Matahari saat itu membentuk bulan sabit. Saat momen spesial ini, seluruh warga langsung diimbau untuk langsung melakukan salat gerhana bersama-sama diikuti dengan khutbah gerhana.
Ketua panitia acara, Ahmad Izzuddin, mengatakan, dari pengamatan gerhana Matahari sebagian di Semarang pagi ini teramat spesial. Sebab dari tiga teleskop yang dipakai panitia, seluruhnya bisa membaca dengan detail persentase gerhana secara maksimal.
"Tadi puncaknya pukul 07.30 WIB saat posisi sabit. Dan luar biasa, ini mirip saat gerhana zaman Rasulullah. Makanya kami langsung salat gerhana saat Matahari telah capai puncak," ujar Izzuddin.
Pria yang juga ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia itu menambahkan, Matahari utuh kembali pukul 08.30 WIB. "Ini kesempatan yang sangat bijaksana. Belum tentu 200 tahun terjadi. Kami imbau warga jangan melewatkan sisa waktu ini," ujar dia.
Dari pantauan, setidaknya 10 ribu lebih warga Semarang dan 115 alim ulama dari berbagai kota di Jawa Tengah sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan salat gerhana ini hingga usai. Mereka bahkan sampai ada yang tidak mendapatkan tempat salat.