Kekecewaan Gadis Cantik Pemburu Gerhana Matahari
- Agustri Haryanto -VIVA.co.id
VIVA.co.id – Para pemburu gerhana tak bisa menutupi kesedihannya usai Gerhana Matahari Total (GMT) yang berlangsung di Palembang tak berjalan sesuai impian. Cuaca tak bersahabat ditambah dengan kepulan asap dari pabrik pupuk.
Seperti yang dirasakan gadis cantik bernama Hanna Dayu. Ia sengaja terbang dari Jakarta ke Palembang untuk menyaksikan fenomena alam langka itu. Tapi, apa daya, ia tak bisa memungkiri rasa kecewanya tak bisa melihat proses GMT.
"Kecewa sih tidak bisa lihat proses gerhana ini. Saya sengaja dari Jakarta untuk datang ke Palembang bersama rombongan," ujar Hanna ditemui VIVA.co.id, Rabu, 9 Maret 2016.
Untuk melihat pertunjukan alam ini, Hanna setidaknya harus bangun sejak pukul 03.00 WIB agar dapat mendapatkan titik pengamatan yang terbaik saat proses gerhana terjadi.
"Tidak ada persiapannya, saya harus bangun jam tiga pagi, terus salat Subuh dulu di sekitar Jembatan Ampera. Saya ingin menyaksikan proses terjadinya gerhana tapi malah tertutup asap," kata dara cantik ini.
Meski dirundung rasa kecewa yang menggema di lubuk perasaannya, tetapi, setidaknya Hanna sudah berusaha untuk mengejar momen yang diprediksikan akan terulang 350 tahun lagi itu.
"Setidaknya saya puas bisa berada di Palembang," ucap Hanna sambil tersenyum.
GMT di Palembang telah usai, setelah gerhana berlangsung sejak pukul 06.20 WIB hingga 08.31 WIB.
Meski tertutup asap pabrik, GMT sesekali menampilkan proses terjadinya gerhana. Hal itu tak disia-siakan masyarakat untuk langsung mengenakan kacamata khusus gerhana. Kesempatan itu setidaknya dapat mengobati rasa kecewa yang harus gigit jari karena nonton bareng (nobar) GMT tak sesuai harapan.