Ponpes Waria di Yogyakarta Beroperasi Lagi
- ANTARA FOTO/Regina Safri
VIVA.co.id – Pondok Pesantren Al Fatah yang menampung para wanita pria atau waria di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul kembali melakukan aktivitas rutin mereka.
Beberapa waktu lalu, ponpes ini sempat didatangi sejumlah organisasi massa karena diduga mengajarkan ajaran sesat.
"Aktivitas kami bentuknya majelis taklim," kata Shinta Ratri pengasuh pesantren Waria, Selasa, 8 Maret 2016.
Meski demikian, waria menggunakan jilbab ini masih menunggu, apakah akan terus menempati lokasi lama atau mencari tempat baru. "Kami masih tunggu," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Shinta juga menampik pesantrennya digunakan untuk karaoke dan pesta minuman keras seusai pengajian. Ia mengklaim kejadian itu hanya satu kali dan saat itu ada seorang santri sedang ulang tahun dan mengadakan hiburan organ tunggal. Minuman keras itu juga di bawa seorang waria dari luar pesantren.
"Di sana teman-teman hanya belajar agama dan belajar lainnya. Buktinya banyak teman mahasiswa S1 dan S2 yang melakukan penelitian," ujar Shinta.
Pembina Pesantren Al Fatah, KH Abdul Muhaimin, berharap negara ikut memfasilitasi pesantren waria. Sebab, sebagai manusia, mereka juga harus diberi kesempatan untuk belajar agama.
"Pemerintah harus memfasilitasi," katanya.
Muhaimin mengungkapkan di Pesantren tersebut mengakomodir golongan waria. "Dalam Alquran, hanya ada dua kelompok yang tidak boleh disapa, yakni mereka yang melawan kitab dan mereka yang melakukan kriminal," tuturnya. (ase)