Festival Kawaninya Sambut Gerhana Matahari di Poso

Ilustrasi/Gerhana matahari total.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Bupati Poso, Sulawesi Tengah, Darmin A. Sigilipu, menyatakan persiapan pelaksanaan kegiatan menyambut Gerhana Matahari Total (GMT), yang dipusatkan di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, sudah maksimal. 

Kegiatan itu akan dikemas dalam Festival Kawaninya. Festival ini akan menyajikan berbagai jenis tarian dan lagu daerah setempat selama dua hari, yakni pada 8-9 Maret 2016. Dalam festival ini, pemerintah daerah setempat juga menyiapkan kacamata dan beragam alat pengamatan matahari, serta fasilitas jaringan internet nirkabel atau wi-fi gratis.

“Saya sudah sempat meninjau ke sana, serta mengecek persiapan-persiapan yang ada. Semoga semuanya pada tanggal 8 dan 9 Maret nanti, berjalan dengan lancar dan aman. Intinya bahwa seluruhnya sudah disiapkan dengan baik untuk kegiatan menyambut Gerhana Matahari Total di Poso, khususnya di Kalora,” ujar Darmin, Senin 7 Maret 2016.

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, kesuksesan pelaksanaan kegiatan dalam menghadapi fenomena langka ini, akan menjadi momentum untuk membuktikan kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwa Poso merupakan daerah yang aman untuk dikunjungi.

Hal sama juga diutarakan Wakil Bupati Poso, T. Samsuri. Harapannya, dengan adanya jaminan keamanan, maka wisatawan akan semakin tertarik mendatangi Poso.

“Kami berharap wisatawan akan banyak datang, baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri, tanpa perlu merasa khawatir. Poso aman untuk dikunjungi siapapun,” yakin Samsuri.

Berdasarkan data yang dikeluarkan lembaga Observatorium Bosscha, Intitut Teknologi Bandung dan LSM Institut Mosintuwu, Poso merupakan daerah terlama yang merasakan fenomena alam tersebut. Durasi totalitas GMT di Desa Kalora ini diperkirakan terjadi sekitar 2 menit 52 detik. Hal ini menjadikannya sebagai lokasi GMT secara nasional karena menjadi titik terbaik untuk pengamatan.

“Gerhana Matahari Total terlama itu justru berada di wilayah kita, di Kabupaten Poso dengan durasi 2 menit 52 detik,” jelas Lian Gogali dari Institut Mosintuwu.

Kesempatan ini, menurut Lian, mesti bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan identitas Poso pada wisatawan asing dan domestik. 

“Sudah ada wisatawan dari Denmark yang terbang langsung dari negara asal mereka, dan mendarat di Bandara Kasiguncu Poso demi menyaksikan Festival Gerhana Matahari Total di Poso,” ungkap Direktur Institut Mosintuwu, Lian Gogali, yang turut menjadi panitia pelaksana kegiatan Festival Kawaninya.

Hasil Pengamatan Gerhana Matahari Total Masih Dianalisis

Hal yang sama juga dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Poso, Putera Botilangi. Pihaknya memperkirakan akan ada sekitar 5 ribu wisatawan asing dan lokal yang berkunjung ke Sulawesi Tengah demi menyaksikan GMT. 

“Diperkirakan akan ada 5.000 wisatawan dalam dan luar negeri ke Sulawesi Tengah. Di mana setidaknya 2.000 di antaranya akan berada di Kabupaten Poso,” tutur Putera.

Gerhana Matahari Menanti Indonesia di 2023 dan 2042

Terkait Festival Kawaninya, Putera menceritakan, festival ini akan dikemas menjadi kegiatan khusus untuk mengenalkan tradisi nenek moyang Kabupaten Poso. 

Kawaninya berasal dari kata ‘wani’, yang dalam bahasa Pamona berarti gelap gulita. Tradisi leluhur Poso mengisahkan, peristiwa gerhana Matahari akan diiringi tabuhan masyarakat desa, yang mengharapkan kehadiran matahari kembali bagi kehidupan.

Lokasi Pengamatan Gerhana Matahari di Ambon Sepi

Penyelenggara kegiatan Festival Kawaninya berkeinginan agar setelah penyelenggaraan festival, wisatawan akan memiliki alasan untuk kembali mengunjungi Poso, walaupun sudah tidak ada fenomena GMT. (one)

Laporan: Mitha Meinansi

Gerhana Matahari Total 2016 di Perairan Belitung

9 Temuan Penting Lapan Saat Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total terjadi pada 9 Maret 2016.

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2016