Ini Alasan Gerhana Matahari Bisa Sebabkan Kebutaan
- VIVA.co.id/Tudji Martudji
VIVA.co.id – Ahli astronomi Institut Teknologi Bandung, Sitti Maryam, meminta setiap orang yang hendak menyaksikan gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 untuk berhati-hati.
Menatap secara langsung dan tanpa pelindung fenomena gerhana matahari akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan kebutaan.
"Sama halnya dengan kaca pembesar yang menyalurkan cahaya matahari hingga membakar benda yang berada di titik fokusnya," kata Maryam di hadapan puluhan pelajar SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya, Senin, 7 Maret 2016.
Menurut Maryam, melihat gerhana matahari total aman dilakukan ketika matahari sudah tertutup sepenuhnya. Namun, hindari menatapnya saat matahari mulai terbuka dan mulai terlihat pinggirannya.
Saat itu, lanjut Maryam, sangat berbahaya. Karena kondisi pupil mata mereka yang menonton gerhana masih terlalu besar atau masih terbiasa dengan kegelapan.
Sebab itu, untuk lebih amannya melihat gerhana matahari dilakukan dengan menggunakan teleskop, kaca mata filter matahari, atau pun kamera lubang jarum yang dibuat sari kardus.
"Kalau teleskop, masih jarang anak-anak yang punya sendiri. Paling sederhana ya pakai kaca mata filter matahari dan kamera lubang jarum," kata Maryam.
Untuk gerhana matahari tahun ini, kata Maryam, terkhusus di Pulau Jawa, tidak akan mengalami gerhana matahari total, hanya gerhana matahari sebagian, yaitu sekitar 83 persen.
"83 persen bayangan matahari akan tertutup bayangan bulan. Kira-kira tahap pertama gerhana akan dimulai pukul 06.30 WIB, yaitu tahapnya bulan akan memasuki piringan matahari, dan mencapai 83 persen pada pukul 07.30 WIB, dan akan berakhir pukul 08.30," tuturnya. (ase)