Kisah Pilu Perempuan Papua
- agus Triharyanto
VIVA.co.id - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyoroti kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Papua. Perempuan di Papua dinilai kerap menjadi korban yang selalu terpinggirkan dan tidak mendapat perlindungan hukum yang laik.
Pengacara publik dari LBH Jakarta, Veronica Koman mengatakan, perempuan di Papua acap kali berada pada kasta yang rendah, bahkan selalu menjadi korban pelecehan seksual di daerah konflik.
"Kalau laki-laki kan dibunuh, tapi kalau perempuan diperkosa dulu baru dibunuh. Nah itu sering terjadi di Papua, itu harusnya masuk pada pelanggaran HAM berat di Papua," kata Veronica dalam diskusi tentang Bulan peringatan hari perempuan internasional, di Kedai Tjikini, Jakarta Pusat, Minggu, 6 Maret 2016.
Di Papua, kata dia, banyak masyarakat yang menjadi korban kekerasan dan tidak mendapatkan perlindungan hukum yang laik. Dikatakannya, banyak perempuan tua yang tangannya berlubang akibat tertembak dan pembantaian-pembantaian sadis yang menghantui masyarakat Papua.
"Si mama ini menyelamatkan anak-anaknya, akhirnya tangannya yang ditembak," kata dia.
Sementara itu, kata dia, kasus kekerasan yang tergolong sadis adalah pemerkosaan dan pembantaian kaum perempuan dengan pembunuhan kanibal. Perempuan tersebut dibawa ke kamp pemerkosaan sebelum dibunuh.
"Perempuan Papua seperti dibuat ditelantarkan, tidak diperhatikan," kata dia.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus membuat semacam aturan perlindungan hukum demi pencegahan kasus konflik seperti itu sehingga dapat meminimalisasai diskriminasi hukum di wilayah papua. "Artinya mindset orang Indonesia kalau orang Papua itu bodoh juga harus diubah, ini juga untuk menyelamatkan masa depan ras di Papua," tuturnya.