Unik, Ada Dokter Sambi Jadi Pengamen
- Foto: Tudji Martudji/VIVA.co.id.
VIVA.co.id - Mungkin tidak banyak orang yang tahu, kalau lelaki pengamen di depan Hotel Majapahit di Jalan Raya Tunjungan, Surabaya ini, adalah seorang dokter. Minggu pagi, dia terlihat tampak asyik bernyanyi di antara banyaknya orang yang berseliweran berolahraga.
Beberapa lagu tentang Surabaya dialunkan, dipadu-padankan dengan petikan gitar yang dimainkan bersama iringan bunyi harmonika.
Di depannya, terlihat sarung gitar terlihat berisikan sejumlah uang kertas recehan. Dipastikan, uang kertas yang terkumpul itu hasil saweran orang-orang yang simpatik dan sempat berhenti menikmati lagu yang dinyanyikan.
"Saya setiap Minggu mengamen di sini," ujar pengamen tersebut, Ananto Sidohutomo, kepada VIVA.co.id, Minggu, 6 Maret 2016.
Usai menuntaskan lagu yang dinyanyikan, dengan duduk di trotoar, dia kemudian menjawab sejumlah pertanyaan yang terlontar.
Dari penuturannya, dia mengaku mengamen ternyata bukan untuk mencari uang. Namun, ingin membangkitkan semangat khususnya anak-anak muda agar menghargai perjuangan para pendahulu.
"Saya ingin menyampaikan, bahwa di tempat ini, ?19 September 1945, dulu mencatat sejarah. Semangat pemuda yang berani dengan senjata apa adanya melawan agresi penjajah. Dan, yang paling membanggakan, pemuda-pemuda itu menang melawan tentara sekutu, padahal mereka (Sekutu) itu pemenang perang dunia kedua," urainya.
Dengan caranya mengamen, dia ingin menunjukkan sejarah itu dan mengajak generasi muda untuk memahami, bahwa keberanian telah dilakukan para pemuda sejak dulu. "Saat itu, tanpa dikomando, mereka bergerak melawan Sekutu. Merasa terpanggil ?karena harga diri sebagai Bangsa diinjak-injak. Dan, saat ini bagaimana? Ayo kita bangkit," ajak Ananto.
Setelah banyak cerita yang dituturkan, baru dia mengatakan, kalau dirinya sehari-hari ternyata berprofesi sebagai dokter, dengan pendidikan Strata 2. Saat ditanya apakah tidak malu dan bagaimana tanggapan keluarga? Dia menjawab, justru yang dilakukan mendapat ?dukungan istri dan keempat anaknya.
"Kita (lelaki) kan sebagai nakhoda di rumah tangga. Jadi istri dan anak-anak selalu mendukung dan ini cara saya menukarkan pemahaman, agar istri dan anak-anak mengerti apa yang pernah terjadi di sini (di Surabaya). Bahwa, pemuda pernah mengukir sejarah besar, melawan dan mengalahkan Sekutu," ujar Ananto.
Untuk diketahui, di bangunan yang dulu (jaman Kolonial) bernama ?Hotel Orange, kemudian di masa pendudukan Jepang berganti nama Hotel Yamato dan sekarang menjadi Hotel Majapahit ini adalah menjadi saksi sejarah, yakni penyobekan Bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih. Tak sedikit yang menjadi korban di insiden berdarah ini.
"Itulah dasarnya, kita semua harus memahami dan menghargai perjuangan mereka. Termasuk para pemuda, jangan sampai tidak tahu sejarah tersebut," kata dia.