Melacak Keberadaan Labora Sitorus
- ANTARA
VIVA.co.id – Terpidana kasus penyelundupan BBM dan pencucian uang, Labora Sitorus sudah kabur saat akan diringkus aparat Kepolisian dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Jumat, 4 Maret 2016. Namun, posisi Labora diyakini belum jauh dari rumahnya di Tampa Garam, Kecamatan Rufei, Sorong, Papua Barat.
"Kalau dugaan mungkin dari beberapa informasi mereka masih ada di Sorong," kata Kepala Lapas Kelas 2B Sorong, Papua Barat, Maliki saat berbincang dengan tvOne, Sabtu, 5 Maret 2016.
Maliki mengungkapkan, Labora merupakan sosok yang sudah dikenal di lingkungan sekitar. Maka dia memastikan yang bersangkutan tidak melarikan diri melalui pelabuhan atau bandara.
"Kemungkian kecil sekali. Tapi kalau melalui laut speed boat sewaan atau sendiri bisa terjadi," ujarnya menambahkan.
Maliki pun menegaskan akan tetap mengejar Labora. Rencananya, ia akan ditempatkan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur untuk menjalani masa hukuman 15 tahun sesuai putusan Mahkamah Agung.
"Kami belum bisa mendeteksi secara pasti (posisi Labora), informasi selalu kami jalin. Dari Kepolisian juga mencari di mana titik-titik yang dianggap tempat-tempat beliau berada."
Jaringan Labora
Maliki mengatakan, rencana pengambilan atau penangkapan kembali Labora itu sangat rahasia. Waktu pelaksanaannya pun tidak ditentukan.
Tim yang akan mengambil Labora dari rumahnya itu juga disiapkan secara matang. Aparat Kepolisian sudah menyiapkan 600 personel untuk memback up petugas Lapas.
"Sebelum masuk (petugas Lapas) sudah memberi imbauan-imbauan kepada karyawan dan masyarakat sekitar bahwa Labora Sitorus adalah terpidana, narapidana yang semestinya ada di Lapas," kata Maliki.
Namun, imbauan itu tidak diindahkan. Lalu pihak Lapas menyerahkan ke Kepolisian. Polisi melakukan langkah yang sama tapi tetap saja nihil.
"Akhirnya mendobrak paksa, dan masuk ke kediaman Labora Sitorus," tutur Maliki.
Seperti yang kemudian diketahui, Labora ternyata sudah tidak ada. Ia melarikan diri alias kabur. Bagaimana bisa terjadi? Labora diduga memiliki jaringan di banyak instansi sehingga mendapatkan informasi mengenai 'eksekusi' tersebut.
"Tanggal dan waktunya tidak diumumkan. Tidak seorang pun tahu, hari kemarin itu adalah hari penjemputan. Di Sorong sini, Labora dikenal oleh masyarakat, bisa saja ada orang atau oknum yang membeberkan rencana ini ke dia," ujar Maliki berdalih.
Hanya saja, Maliki tak tahu dari instansi mana oknum yang kemungkinan menjadi informan Labora. Dia hanya meyakini yang bersangkutan memiliki sahabat di mana-mana, karena sudah hidup lama di sana.
"Saya tidak tahu (apakah memanfaatkan jaringannya). Saya berkeyakinan pada saat hari H itu mereka tahu akan terjadi seperti ini."
(mus)