- Antara/Yudi Mahatma
VIVA.co.id - Situasi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dinyatakan kondusif usai terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter Rabu kemarin malam, 2 Maret 2016. Pusat gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer, sekitar 682 kilometer barat daya kepulauan Mentawai.
"Situasi terakhir sudah kondusif, normal kembali, tidak ada gempa susulan," ujar Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Kolonel Pnb I Putu Gede Suartika, di Lapangan Udara Minangkabau, Kamis, 3 Maret 2016.
Kepastian mengenai ketiadaan korban jiwa dan situasi kondusif ini dilaporkan oleh tim TNI Angkatan Udara (AU) yang ditugaskan memantau ke berbagai pulau di Kepulauan Mentawai. "TNI AU sudah keliling memantau kondisi, semua kondusif," tegasnya.
Meski saat ini situasi sudah berjalan normal, pihaknya tetap mewaspadai terjadinya gempa susulan. Hal ini sesuai perkiraan masih mungkin terjadi di lokasi yang sama selama pekan ini, dengan skala lebih kecil, dan tidak berpotensi tsunami.
"Jika ada, semua sudah siap antisipasi," Suartika menegaskan.
Berbagai antisipasi sudah dilakukan sebelum terjadinya gempa kemarin malam. Hal ini belajar dari peristiwa gempa bumi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 dengan kekuatan 7,7 skala richter.
Selain itu, di bawah Kepulauan Mentawai atau megathrust Mentawai.
Pemerintah pun membangun rumah untuk penduduk di dataran tinggi. Rumah-rumah ini dijadikan sebagai zona lokasi aman penduduk, kala terjadi gempa dan tsunami.
"Di Mentawai banyak rumah warga yang dibangun pemerintah di atas bukit. Gunanya untuk mengantisipasi bencana," jelas Suartika.
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id dari pesawat intai TNI AU Boeing 737 di atas ketinggian 1500-3000 kaki, suasana di beberapa pulau di Kepulauan Mentawai seperti Siberut dan Sipora, tidak terlihat adanya aktivitas penanggulangan bencana, seperti poskoĀ pengungsian atau pusat evakuasi warga.
Dari data petugas juga dilaporkan tidak ada kerusakan berarti di Kepulauan Mentawai akibat guncangan gempa semalam. (ase)