Ada Kenaikan Muka Air di Laut Padang Usai Gempa Mentawai
- BMKG
VIVA.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, gempa yang terjadi di lepas pantai Barat Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Rabu malam 2 Maret 2016, tidak berpotensi tsunami.
Meski demikian, peringatan tsunami dini yang awalnya sempat tercantum sudah diakhiri pada jam 22.32:42 WIB semalam, untuk seluruh wilayah Indonesia seperti dikutip dari laman resmi BMKG, www bmkg.go.id, Kamis 3 Maret 2016.
Hasil analisis BMKG, besar skala kekuatan gempa sendiri atau Magnitudo Momen (Mw) mencapai 7,8 skala richter, dengan kedalaman 10 kilometer (km). Gempa bumi tersebut juga mempunyai mekanisme sumber berupa patahan geser.
Meski berpotensi menimbulkan ancaman tsunami, tetapi kata BKMG, potensi yang terjadi adalah tsunami kecil (tidak signifikan) di wilayah sekitar pusat gempa seperti di Nias, Kepulauan Pagai, Tanah Bala, Simeulue, Bengkulu, Pesisir Selatan, Nias bagian timur, dan sekitarnya.
Hasil catatan observasi muka laut di Padang dan Cocos Island-Australia, juga merekam kenaikan muka air laut masing-masing 5 cm dan 10 cm. Karena itu, dapat disimpulkan gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami signifikan.
Seperti diketahui, BMKG menyatakan, gempa bumi besar berkekuatan Mw 7.8, terjadi di lepas pantai Barat Kepulauan Mentawai (Barat Daya Kepulauan Mentawai-Sumbar), tanggal 2 Maret 2016, pukul 19:49:41 WIB, lokasi 4.92°LS dan 94.39°BT dengan kedalaman 10 km, berpotensi tsunami di sebagian wilayah Indonesia.