Festival Belok Kiri Dibubarkan Polisi
- VIVA.co.id/Syaefullah
VIVA.co.id – Sebuah ajang kritik terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang bernama Belok Kiri Festival yang digelar di Taman Ismail marzuki Jakarta dihentikan paksa oleh polisi dan sekelompok organisasi masyarakat.
"Kita dilarang oleh polisi, dengan alasan beberapa ormas akan menghentikan paksa festival ini," ujar panitia kegiatan Dita di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu 26 Februari 2016.
Dita sangat menyayangkan acara ini dibatalkan oleh sekelompok orang tertentu. Padahal di lokasi justru terlihat sejumlah polisi bersiaga.
Dalih polisi, lanjut Dita, atas permohonan dari sejumlah organisasi masyarakat seperti Pemuda Cinta Tanah Air (PECAT), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PW GPII Jakarta Raya), Kordinator Pusat Brigade Pelajar Islam Indonesia (Korpus Brigade PII), Korps Mahasiswa Gerakan Pemuda Islam Indonesia Lembaga Bantuan Hukum (LBH) DUTA, (KOPMA), Front Aktivis Jakarta (FROAJA), Himpunan Mahasiswa Lombok (HIMALO) yang tidak setuju acara festifa tersebut digelar lantaran berbau Komunis.
"Malah kemudian kelompok ormas tersebut dibiarkan masuk dalam Gedung Galeri Cipta II (TIM), sedangkan kami diusir Galeri Cipta II," ujarnya.
Sebab itu, Dita mempertanyakan kenapa aparat penegak hukum tidak mampu menghadang atau bernegosasi dengan kelompok ormas tersebut.
Izin Dipermainkan
Panitia kegiatan lainnya Indraswari Agnes menuturkan acara festifal Belok Kiri sudah melakukan perizinan kepada pihak PKJ TIM yang diurus oleh Dolorosa Sinaga (DS).
DS melakukan perizinan ke Polsek Menteng dan mendapatkan cap dari Polsek itu. Namun dari pihak PKJ TIM membutuhkan surat izin dari Polsek tersebut, akhirnya panitia mendatangi Polsek dan diarahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk mendapatkan perizinan tersebut.
"Namun menurut Polres Jakarta Pusat surat tersebut harus diurus ke Polda," katanya.
Sesampainya di kantor Polda Metro Jaya, bahwa Dolorosa Sinaga bersama panitia lainya Yayat Yatmaka mendapatkan informasi bahwa ada ormas tertentu yang mengerahkan 500 orang membubarkan acara tersebut.
"Seakan mempermainkan kami dari satu meja ke meja lainnya tanpa kejelasan, ketika kami berupa mendapatkan izin," ujar panitia lainnya Veronica.
Untuk diketahui, festival ini akan dibuka hari ini, Sabtu 27 Februari, sejak pukul 14:00 hingga pukul 21:00. Pembukaannya akan dimeriahkan oleh paduan suara penyintas tragedi 1965 Dialita, Sanggar Ciliwung, serta beberapa seniman lainnya. Festival akan berlangsung sepekan hingga Sabtu 5 Maret mendatang.