Polisi Pemutilasi Anaknya Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Tersangka pembunuh dan mutilasi anak kandung, Brigadir Petrus Bakus.
Sumber :
  • Istimewa
VIVA.co.id - Brigadir Petrus Bakus, polisi yang memutilasi dua anaknya di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksi kejinya. Dia mengaku diperintah Tuhan untuk mengirim anaknya ke surga.
 
“Dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan. Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, kepada wartawan di Pontianak pada Jumat, 26 Februari 2016.
 
Brigadir Petrus Bakus, kata Sulistyanto, tak menyesal membunuh anaknya karena diperintah Tuhan melalui bisikan gaib itu. Anaknya bahkan disebut ikhlas dibunuh bapaknya.
 
“Anaknya pun iklas, katanya, tersenyum saat dibunuh, dan dia tenang. Menjawab pertanyaan dari tim penyidik dengan tenang, merasa anaknya sudah dikirim ke surga,” ujar Kapolda.
 
Ragam Kuliner di Kalimantan Barat
Oknum polisi yang bertugas dalam Satuan Intelijen dan Keamanan pada Kepolisian Resor Melawi itu kini sedang menjalani pemeriksaan kejiwaan. Belum diketahui ada masalah keluarga yang melatarbelakangi pembunuhan itu.
 
Prancis Waspada Tinggi Setelah Serangan di Pabrik Gas
Dalam kesehariannya, pelaku bekerja sebagai anggota polisi tidak pernah membuat kesalahan. Dia dikenal polisi yang baik dan sempat ditugasi mendampingi seorang calon bupati selama proses penyelenggaraan pilkada pada 2015.
 
Survei Elektabilitas Berada di Puncak, Jubir Pramono-Rano Efek Ahokers dan Anak Abah Bersatu: Insya Allah Satu Putaran
“Fisiknya bagus. Hanya dalam perkembangan, lalu ada kondisi kejiwaan begini, di luar pengetahuan kami (Polri),” kata Kapolda.
 
Brigadir Petrus Bakus memutilasi dua anaknya, Febian (laki-laki, 5 tahun) dan Amora (perempuan, 3 tahun), di asrama Polres Melawi pada pukul 24.00 WIB, Kamis, 25 Februari 2016. Istri pelaku juga menjadi target pembunuhan berikutnya tetapi dia berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan warga.
 
Berdasarkan keterangan istrinya, Brigadir Petrus saat masih berumur empat tahun pernah mengalami gangguan mental. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya