Surabaya Banjir Karena Alih Fungsi Lahan
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Banjir hebat yang melanda wilayah Surabaya Barat, Rabu malam, 24 Februari ternyata disebabkan oleh beralih fungsinya sejumlah lahan. Sehingga menyebabkan air yang datang tak mampu diserap dengan baik.
"Kondisi itu diperparah dengan curah hujan yang cukup tinggi, dan bisa dikatakan puncaknya," kata Kepala Bidang Pengendalian Banjir Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Surabaya, Samsul Hariadi, Kamis 25 Februari 2016.
Meski demikian, pembangunan box culvert di beberapa kawasan menurutnya sangat membantu. Alasannya, hal itu membuat luas genangan menjadi berkurang
Namun, pembangunan box culvert juga memiliki konsekuensi. Konsekuensinya adalah warga harus rela wilayah permukimannya dilewati air menuju laut. Sebab untuk mengurangi banjir, tetap harus mengalirkan air menuju ke laut dengan menggunakan saluran yang ada di sekitar perumahan warga.
Tidak hanya itu, untuk mengurangi banjir yang terjadi semalam, Pemkot Surabaya pun membuka sejumlah pintu air yang ada di Surabaya. Salah satunya pintu air Jagir.
"Kami menangani banjir itu sampai pulang pukul 04.00 pagi tadi, dan dipimpin langsung oleh walikota," ungkap Samsul.
Meski demikian, Samsul menyatakan persoalan banjir itu tidak bisa hanya diselesaikan oleh Pemkot Surabaya. Melainkan juga membutuhkan peran serta masyarakat.
"Yang paling mudah itu ya dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya di sungai atau saluran air," tegas Samsul.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan VIVA.co.id, kondisi banjir di sejumlah kawasan yang sebelumnya terkena banjir, sudah mulai surut. Di antaranya Jalan HR Muhammad, G-Walk, Mayjend Sungkono, Adityawarman, hingga Wiyung yang merupakan tempat tinggal Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini