Lulusan Madrasah Sulit Masuk UGM
- U-Report
VIVA.co.id – Kantor Wilayah Kementerian Agama DI Yogyakarta menyatakan kecewa dengan kebijakan pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait penerimaan mahasiswa baru yang tak sepenuhnya mengakomodir pelajar lulusan Madrasah Aliah (MA). Apalagi alasan UGM dinilai tidak cukup kuat dan membingungkan para calon mahasiswa.
"Sebelum tahun 2013 sama sekali tidak ada lulusan MA yang diterima di UGM," kata Kepala Bidang Madrasah, Kantor Wilayah Kementerian Agama DI Yogyakarta, Nur Hamid di sela-sela acara Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru jalur SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN di Kampus UIN Yogyakarta, Kamis 25 Februari 2016.
Namun pada akhirnya setelah dilakukan pertemuan antara Kanwil Kementerian Agama DI Yogyakarta yang membidangi madrasah dengan UGM, sejak tahun 2013 kampus itu mulai menerima lulusan MA. Namun jumlah yang diterima menurut Nur Hamid masih terbatas.
"Ya sudah diterima namun tidak sebanyak yang diharapkan. Begitu juga perguruan tinggi negeri lain di luar Yogyakarta," ungkapnya.
Mengaku sulit menembus perguruan tinggi negeri, Kanwil Kementerian Agama kemudian bekerja sama dengan beberapa perusahaan dan perguruan tinggi di Jepang. Pihak Jepang menerima lulusan MA dengan beasiswa pendidikan dari perguruan tinggi sementara biaya hidup disokong pemerintah.
Namun MA untuk selanjutnya perlu menyesuaikan kurikulum agar para siswanya dimudahkan untuk melamar ke universitas-universitas di Jepang.
"Nah untuk mencapai itu kurikulum akan disesuaikan apalagi lapangan pekerjaannya pada perusahaan otomotif," katanya lagi.