Mendagri Harap Intelijen Tak 'Kecolongan'
- VIVA/Moh Nadlir
VIVA.co.id – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai, kerukunan umat beragama mulai terancam akibat maraknya aksi radikalisme dan terorisme.
Mendagri berharap, intelijen di berbagai institusi bisa memantau ketat agar tak lagi ada istilah "kecolongan" atas kejadian yang menimbulkan teror di masyarakat.
"Mudah-mudahan intelijen kita tidak ada istilah kecolongan. Saya kira harus terpadu dengan baik ada Intelijen Kepolisian, TNI, Imigrasi dan teman-teman pers yang bisa komunikasikan dengan baik," ujarnya dalam acara Laporan Akhir Tahun Pelapor Khusus Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 23 Februari 2016.
Menurutnya, ancaman radikalisme dan terorisme ini tidak lagi bisa hanya dikaitkan dengan agama tertentu. Semua warga negara akan terancam jika aksi radikalisme dan bibit-bibit terorisme dibiarkan. "Ini yang harus dicermati dengan baik," ujarnya menambahkan.
Mendagri mendorong adanya langkah antisipasi dan upaya agar kerukunan umat beragama bisa dijaga sekaligus konflik sosial bisa dicegah. Pemerintah Daerah juga memiliki andil antara lain terus melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan isu kerukunan umat beragama. Sosialisasi kerukunan umat beragama diminta dilakukan secara masif.
"Ada juga peran Forum Kerukunan Umat Beragama, ormas keagamaan, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat. Saya yakin pemerintah provinsi, kota, kabupaten cepat merespons tiap konflik dengan baik dan meningkatkan intensitas komunikasi dan pentingnya melakukan pendekatan sosiologis dengan kearifan lokal."
(mus)