13 Tangsin Beraksi di Cap Go Meh Manado
- FOTO: Agustinus Hari/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Perayaan Cap Go Meh di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), hari ini, Senin 22 Februari 2016, ditandai dengan arak-arakan 13 tangsin atau wadah roh suci keliling kawasan kampung China atau Pecinan.
"Rute tidak berubah seperti tahun-tahun sebelumnya. Start dari Klenteng Ban Hing Kiong kemudian mengitari kompleks Pecinan dan finish di sini lagi," ujar Ferry Sondakh, rohaniawan dari Klenteng Ban Hing Kiong.
Dalam rangka persiapan Cap Go Meh ini, beberapa ritual sudah dilaksanakan sejak pekan lalu, termasuk membersihkan alat-alat yang bakal digunakan. "Pedang dan golok juga sudah kami asah, termasuk peralatan lainnya," ujarnya menambahkan.
Puncak ritual ini, kata Ferry, ditandai dengan memasukkan roh leluhur ke dalam pikulan atau kio yang akan diduduki para tangsing. "Ada 13 tangsin dan 14 kio yang di isi roh leluhur," ujarnya menjelaskan.
"Selain aksi tangsin juga ada arak-arakan lain seperti barongsai hingga budaya Sulut, di antaranya musik bambu dan lain-lain akan menyemarakkan Cap Go Meh."
Diperkirakan ribuan warga Manado, Bitung, Minahasa, Bolmong dan Gorontalo akan memadati pusat kota untuk menyaksikan perayaan ini. Untuk mengantisipasi keamanan dan kelancaran acara, Kepolisian pun menutup akses kendaraan ke kawasan ini.
"Pengamanan akan kita tingkatkan. Nanti siang jalan menuju Kampung China akan ditutup. Lalu lintas akan dialihkan sementara mulai siang hingga malam," kata Kapolres Manado, Kombes Pol Rio Permana Mandagi.
Sebagai informasi, Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Di Manado, perayaan Cap Go Meh diadakan rutin setahun sekali.
Saat Cap Go Meh, warga Manado akan disuguhi arak-arakan kio yang dinaiki oleh tangsin. Prosesi arak-arakan biasanya berlangsung hingga larut malam sampai waktu kunci sembahyang. Setiap klenteng akan mengarak dewa atau dewi tertentu berdasarkan klentengnya masing-masing.
(mus)